Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Lebih dari 1 Miliar Manusia Berpotensi Kehilangan Pendengaran

Kompas.com - 27/02/2019, 14:22 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Persatuan Telekomunikasi International (ITU) meluncurkan standar internasional baru untuk membuat telepon pintar dan perangkat lain lebih aman untuk didengarkan.

Mendengarkan musik adalah salah satu kebahagiaan terbesar dalam hidup. Pakar kesehatan AS mengatakan mereka tidak ingin menghalangi anak muda dari pengalaman mengasikkan mendengarkan musik melalui headphone mereka.

Namun mereka memperingatkan bahwa mendengarkan musik keras tidak aman dan bisa menyebabkan kerusakan pendengaran permanen.

Baca juga: Sebuah Video Ungkap Bagaimana Rupa Visual dari Musik

WHO mengatakan tidak memiliki bukti meyakinkan bahwa 1,1 miliar orang berisiko mengalami masalah pendengaran.

Namun, pejabat teknis WHO untuk pencegahan ketulian dan gangguan pendengaran Shelly Chadha mengatakan angka itu berdasarkan studi yang dilakukan empat tahun lalu.

Studi itu, menurut Chadha berfokus pada kebiasaan anak muda dan volume suara yang umumnya mereka dengarkan. Ia mengatakan informasi ini sangat berharga dalam mencari solusi untuk mencegah gangguan pendengaran.

"Jadi, upaya kami melalui standar ini sebenarnya memberdayakan pengguna untuk membuat pilihan dan keputusan mendengarkan yang tepat dan baik untuk mendengarkan dengan aman atau berisiko terkena gangguan pendengaran dan tinnitus kelak," kata Shelly Chadha.

Rekomendasi utama untuk mendengarkan musik dengan aman termasuk memiliki perangkat lunak pada perangkat audio pribadi yang mengukur berapa lama dan seberapa keras pengguna mendengarkan musik.

Mereka juga mengimbau sistem pengurangan volume otomatis pada telepon cerdas dan perangkat lain, serta kontrol volume oleh orang tua.

Badan-badan PBB berharap pemerintah dan produsen akan melaksankan standar yang disarankan, karena gangguan pendengaran yang melumpuhkan akan meningkat secara signifikan di tahun-tahun mendatang.

Baca juga: Terpapar Asap Rokok Saat Hamil Berpotensi Ganggu Pendengaran Bayi

WHO dan ITU melaporkan 466 juta orang mengalami cacat pendengaran tersebut, sebagian besar di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Diperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi lebih dari 900 juta orang pada tahun 2050.

Badan-badan tersebut mengatakan separuh dari semua kasus gangguan pendengaran bisa dicegah melalui langkah-langkah kesehatan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau