KOMPAS.com - Para astronom dunia baru saja membagikan peta alam semesta terbaru. Peta tersebut menunjukkan ratuan ribu galaksi yang sebelumnya tidak diketahui.
Peta ini dibuat oleh sebuah tim internasional yang terdiri lebih dari 200 astrono. Mereka membagikan survei radio besar baru dari seluruh langit.
Mereka melihat alam semesta menggunakan teleskop Frekuensi Rendah (LOFAR), sebuah jaringan teleskop radio besar yang berlokasi di Belanda.
Hasilnya, para astronom itu menemukan 300.000 galaksi yang belum pernah diketahui sebelumnya. Tapi, yang lebih menakjubkan adalah mereka baru mengamati 2 persen langit malam di Belahan Bumi Utara.
Baca juga: Teleskop James Webb NASA Bakal Ubah Cara Manusia Memandang Semesta
"Ini adalah jenela baru di alam semesta," ungkap Cyril Tasse, salah satu astronom yang terlibat dalam proyek ini dikutip dari AFP, Rabu (20/02/2019).
"Ketika kami melihat gambar pertama, kami mengatakan: 'Apa ini?!' Sama sekali tidak seperti yang biasa kita lihat," imbuhnya.
Gambar baru itu berbeda dengan peta semesta sebelumnya. Itu karena cara LOFAR dalam mendeteksi obyek.
Berbeda dengan teleskop optik yang mengandalkan cahaya, LOFAR mengamati langit pada frekuensi radio rendah yang sangat sensitif.
Sinyal radio yang diambil di peta baru telah melakukan perjalanan lebih dari milyaran tahun cahaya sebelum tiba kambali di Bumi dan didaftarkan dalam penelitian baru.
Secara keseluruhan, peta baru ini dapat membantu para peneliti mengungkap misteri di balik beberapa bagian teraneh di alam semesta. Misalnya saja, membantu melacak lokasi awal lubang hitam dan bagaimana cara mereka "makan".
"Jika kita menggunakan teleskop radio dan menatap langit, kita melihat sebagian besar emisi dari lingkungan langsung lubang hitam besar," kata Huub Röttgering, dari Universitas Leiden dikutip dari The Independent, Rabu (20/02/2019).
"Dengan LOFAR kami berharap dapat menjawab pertanyaan: dari mana lubang hitam berasal?" sambungnya.
Seperti ditunjukkan dalam video di bawah ini, para peneliti juga dapat menentukan jarak sekitar 50 persen dari sumber radio baru, yang memungkinkan mereka untuk secara efektif membuat versi 3D dari peta galaksi baru.
Baca juga: 13 Bintang Invasi Bimasakti, Apa yang Sedang Terjadi di Semesta Kita?
"Peta langit ini akan menjadi warisan ilmiah yang indah untuk masa depan," kata Carole Jackson, direktur jenderal Institut Radio Astronomi Belanda (ASTRON).
"Ini adalah kesaksian bagi para desainer LOFAR bahwa teleskop ini berkinerja sangat baik," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.