Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru, Peningkatan CO2 Ancam Masa Depan Terumbu Karang

Kompas.com - 16/03/2018, 19:08 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Terumbu karang berperan penting dalam menjaga keragaman biota laut. Namun, polusi membuat terumbu karang di laut kita terancam punah di masa depan.

Karbondioksida (CO2) yang larut dalam air laut memicu peningkatan kadar asam. Kondisi ini  menghambat pembentukan senyawa kalsium karbonat yang berfungsi membentuk kerangka terumbu karang.

Dr Claudia Benitez-Nelson di Universitas South Carolina menjelaskan, penelitian dampak pengasaman air laut masih jarang dilakukan peneliti.

"Penelitian di lapangan tentang dampak pengasaman laut terhadap ekosistem terumbu karang, masih sedikit. Ekosistem terumbu karang itu unik dan kompleks, sangat sulit untuk menirunya atau tidak mungkin," katanya.

Baca Juga: Terumbu Karang Terus Memutih, Apa Dampaknya Bagi Manusia?

Penelitian dilakukan 30 hari di lepas pantai pulau One Tree di Queensland, Australia, pada tahun 2016.

Aliran air di pulau tersebut sangat unik karena bergerak satu arah melalui terumbu karang selama satu jam setelah terjadi gelombang laut dangkal.

Kondisi ini memungkinkan peneliti untuk melakukan pengamatan air jenuh CO2 dan dampaknya terhadap ekosistem terumbu karang.

Peneliti mengungkapkan, saat proses pengapuran kerangka karang, jumlah kalsium karbonat yang mampu disedot oleh karang turun sepertiga.

Penurunan tersebut memang tidak secara langsung mematikan terumbu karang, tetapi menganggu pertumbuhan, kemampuan reproduksi, dan proses memperbaiki diri terumbu karang.

Melalui penelitian ini, tim peneliti mereplikasi tingkat keasaman di lautan yang akan terjadi pada pertengahan abad ini.

Baca Juga: Biomassa Jadi Kunci Jaga Keanekaragaman Hayati Ikan Karang

"Tingkat pengasaman laut saat ini sudah sangat memprihatinkan karena emisi gas rumah kaca, terutama CO2, yang kurang terkontrol," kata Dr Patila Amosa, ahli kelautan kimia dari Universitas Nasional Samoa, dikutip dari BBC, Kamis (15/3/2018).

Pada zaman sebelum Revolusi Industri, kandungan pH di laut adalah 8,2. Saat ini, di lokasi penelitian tercatat bahwa kandungan pH-nya 8,1 dan saat uji laboratorium, pH air menunjukkan angka sekitar 8,0.

Perubahan angka ini memang kecil, tetapi dampak ekosistemnya sangat signifikan, menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Nature.

Dr Benitez-Nelson berharap untuk dapat terus melakukan penelitian, khususnya dampak gabungan dari pengasaman air laut dan suhu.

"Studi seperti ini benar-benar merupakan langkah selanjutnya untuk memahami apa yang akan terjadi di masa depan terhadap terumbu karang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau