KOMPAS.com - Sejak awal minggu ini, pidato Calon Presiden Prabowo Subianto menjadi perbincangan hangat. Salah satu alasannya adalah Prabowo tidak menggunakan teks dalam pidatonya.
Namun, menurut Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Johnny G Plate dalam pidato tersebut Prabowo dibantu dengan telepromter.
"Kalau semalam yang kita lihat adalah kosmetik, kenapa itu retorika kosmetik? Karena seolah-olah dalam satu retorika yamg hebat tapi sebenarnya baca teks. Baca teksnya di mana? Baca teksnya di teleprompter," ujar Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Penggunaan teleprompter dalam pidato para politisi sebenarnya bukan baru kali ini saja dilakukan.
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Surat Suara, dari Tembikar hingga Kertas Dicoblos
Sebut saja mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mantan wakil Presiden Boediono, hingga politisi Abu Rizal Bakrie juga diketahui beberapa kali menggunakan teleprompter dalam pidatonya.
Sama seperti yang banyak diperbincangkan kini, teleprompter mulai terkenal juga berkaitan dengan pidato politik.
Sekitar tahun 1952, pencipta teleprompter Hubert Schlafy menerima panggilan telepon yang memintanya untuk pergi ke sebuah hotel mewah di New York City.
Namun, Schlafy diminta tak datang dengan tangan kosong melainkan membawa "gawai" ciptaannya. Di sana dia bertemu dengan Herbert Hoover, Mantan Presiden AS yang bersiap untuk memberikan pidato dalam konvensi Partai Republik.
Hoover saat itu cukup khawatir tak dapat mengingat kata-katanya di depan kamera.
Untuk itu, dia membutuhkan sebuah senjata rahasia. Ya, itu adalah teleprompter.
Ketika melihat cara kerja teleprompter, Hoover segera memahami kemungkinan penggunaan alat ini dalam bidang politik.
Mesin itu menampilkan kalimat yang bergulir melalui layar sehingga memudahkan pidato. Segera saja, Hoover memutuskan untuk menggunakannya dalam pidato tersebut.
Dengan alat ini, Hoover seolah menatap langsung ke arah hadirin ketika berpidato.
Namun, "bencana" tak terduga terjadi saat Hoover berbicara di depan umum. Dia tiba-tiba terdiam, begitu pula teleprompter karena operatornya menunggu Hoover melanjutkan kalimatnya.
Menyadari ada yang tak beres, Presiden ke-31 AS itu tergagap, "Silakan teleprompter, silakan."
Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Buoy, dari Navigasi Jadi Deteksi Tsunami
Kejanggalan itu membuat popularitas teleprompter meroket.