Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Baru Klaim Charles Darwin Idap Penyakit Ganas Semasa Hidupnya

Kompas.com - 10/01/2019, 08:06 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Kesuksesan Charles Darwin sebagai seorang naturalis serta salah satu orang yang berkontribusi atas lahirnya teori evolusi tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatannya.

Selama hidupnya, Darwin mengeluhkan begitu banyak penyakit yang berbeda. Penulis On the Origin of Species ini membuat banyak catatan mengenai kesehatannya. Ia menyebut sejumlah masalah yang meliputi getaran otot, serangan panik, vertigo, jantung berdebar, sesak napas dan masalah pencernaan seperti muntah dan perut kembung.

Masalah kesehatannya bahkan sudah dimulai ketika Darwin masih seorang pelajar kemudian terus berlanjut hingga kematiannya pada tahun 1882.

"Kumpulan gejala aneh Charles Darwin menantang para ahli medis pada zamannya untuk menjelaskan," kata Jeffrey M. Marcus, profesor di Departemen Ilmu Biologi Universitas Manitoba.

"Dia mencoba berbagai perawatan. Banyak orang baik di zaman Darwin maupun sekarang curiga jika hipokondria penyebab kesengsaraan Darwin," tambahnya.

Baca juga: Apa yang Akan Dilakukan oleh Charles Darwin jika Hidup Saat Ini?

Meski kondisi kesehatannya yang buruk, Darwin hidup hingga usia 73 tahun dan diduga meninggal karena serangan jantung.

Namun mengingat riwayat kesehatannya yang beragam, sejarawan dan ilmuwan pun masih berusaha mendiagnosis penyakit Darwin setelah kematiannya. Dalam penelitiannya, mereka menemukan lebih dari 40 diagnosis yang berbeda, termasuk di antaranya adalah penyakit Chagas, lupus sindrom iritasi usus, dan lain-lain.

Sebuah penelitian baru yang diterbitkan di Denisea ternyata juga berhasil menemukan suatu hal yang baru. Para peneliti menggunakan deskripsi dalam buka harian serta surat-surat Darwin untuk mengevaluasi kembali gejala sakit serta menggambarkan kembali kesehatan sang naturalis tersebut.

Peneliti Erwin Kompanje dan Jelle Reumer mencatat jika Darwin kemungkinan menderita penyakit Lyme. Ia tertular penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Borrelia melalui kutu.

Peneliti juga berpendapat jika ia tertular penyakit tersebut selama di Inggris. Bukan saat melakukan ekspedisinya di wilayah tropis.

Baca juga: Misteri Hewan yang Bikin Charles Darwin Bingung Kini Terpecahkan

Gejala pada Darwin cocok dengan tanda-tanda seseorang yang terjangkit penyakit Lyme. Penyakit ini diketahui menyebabkan gejala neurologis, seperti kepanikan, vertigo, gemetar, serta masalah pencernaan dan kulit seperti yang dijelaskan oleh Darwin.

"Kami menganggap penyakit Lyme sebagai diagnosis penyakit Darwin yang lebih masuk akal dibandingkan dengan diagnosis lainnya," jelas Kompanje.

Meski begitu memang masih ada keraguan mengenai vonis tersebut. Hal ini mengingat penyakit Lyme terkenal sulit didiagnosis dan bisa dibilang sebagai 'peniru ulung' karena kemiripannya dengan banyak penyakit lain.

"Gejala Lyme tidak konsisten antara satu pasien dengan yang lain," tambah Marcus, peneliti lain yang tak terlibat dalam studi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Tara Moriarty, ahli penyakit menular di University of Toronto. Ia mengungkapkan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang nyata soal hipotesis tersebut.

"Sangat mungkin Darwin tertular Lyme karena ia memang menghabiskan waktu di daerah di mana ia mungkin terkena kutu yang terinfeksi Lyme. Namun, gejala yang dituliskan oleh para peneliti merupakan bukan gejala umum penyakit Lyme," papar Moriarty.

Tampaknya, jejak kesehatan yang menyebabkan kematian Darwin sementara ini masih tetap akan jadi misteri.

sumber https://gizmodo.com/new-theory-suggests-charles-darwin-suffered-from-lyme-d-1831547281

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau