KOMPAS.com – Penelitian yang dilakukan oleh Professor Bonnie Bassler dan mahasiswanya Justin Silpe dari Princeton University berhasil mengidentifikasikan virus yang bisa menjadi agen untuk memata-matai bakteri inang tempat mereka hidup dan tinggal.
Virus yang bernama VP882 memiliki kemampuan untuk menguping komunikasi bakteri inang dengan bakteri lain dan membuat pilihan biner: tetap tinggal di dalam bakteri atau membunuh bakteri tersebut. Dengan catatan, opsi bunuh hanya dilakukan jika virus menemukan bakteri lain yang bisa digunakan sebagai inang barunya.
“Konsepnya adalah virus mendeteksi molekul yang digunakan bakteri untuk berkomunikasi,” ujar Bassler, dalam sebuah keterangan yang dikutip dari IFL Science pada Senin (17/12/2018).
Beberapa tahun sebelumnya, Bassler telah menemukan bahwa bakteri dapat berkomunikasi dan merasakan kehadiran satu sama lain melalui sinyal kimia. Komunikasi bakteri ini dilakukan untuk membangun kuorum sebelum mereka bertindak bersama.
Baca juga: Ilmuwan Sebut Virus Bukan Musuh Kita, Kok Bisa?
Namun, dia tidak pernah membayangkan bahwa virus dapat menguping komunikasi kuorum tersebut.
"Hasil temuan Justin menunjukkan bahwa molekul penginderaan kuorum ini menyampaikan informasi melintasi batas-batas kerajaan biologi. Mereka mungkin tidak semua mendengarkan informasi kuorum ini, tetapi jelas bahwa virus ini dapat mendengarkan informasi inang mereka dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk membunuhnya,” ungkap Bassler.
VP882 adalah virus pertama yang diketahui menggunakan komunikasi lintas kerajaan bakteri sebagai strategi aktivasi.
Ini berpotensi menjadi senjata ampuh dalam perang melawan resistensi antibiotik. Para peneliti hanya perlu bereksperimen pada virus sampai mereka menemukan cara untuk mendapatkan perintah "bunuh", seperti yang mereka lakukan dalam berbagai bakteri patogen.
Baca juga: Ilmuwan: Triliunan Virus Jatuh dari Langit Setiap Hari
"Komunikasi seperti sifat yang berevolusi. Ini sangat mengagumkan bahwa organisme yang Anda anggap sangat primitif sebenarnya mampu berkomunikasi. Virus bahkan lebih sederhana daripada bakteri. Yang saya pelajari, misalnya, hanya memiliki sekitar 70 gen. Sungguh luar biasa bahwa ia mengabdikan salah satu gen kepada pengindraan kuorum," kata Bassler.
Komunikasi jelas bukan diciptakan hanya oleh organisme yang lebih tinggi,” imbuhnya lagi.
Virus VP882 pertama kali ditemukan tahun 2009 oleh para ilmuwan di Taiwan. Penemuan pertama virus ini berada pada bakteri yang memiliki kaitan dengan penyebab terjadinya kolera.
Oleh karena itu, Bassler mengatakan, mengubah VP882 menjadi pembunuh bakteri yang sangat terkontrol adalah ‘impian kita’. Ia juga yakin bahwa ada banyak virus yang berperilaku seperti VP882 dan ini adalah awal dari bidang baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.