Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilecehkan, Seekor Singa Betina Bunuh Suaminya Sendiri

Kompas.com - 01/11/2018, 20:34 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beberapa minggu lalu, tepatnya pada Senin (15/10/2018) silam, para petugas Kebun Binatang Indianapolis dikejutkan dengan pemandangan yang tidak biasa. Zuri, seekor singa betina yang berusia 12 tahun, terlihat menancapkan taringnya di leher singa jantan bernama Nyack yang dua tahun lebih muda darinya.

Ironisnya, Zuri adalah pasangan dari Nyack. Hasil dari perkawinan mereka telah melahirkan 2 anak singa jantan dan satu anak singa betina. Pembunuhan ini secara jelas disaksikan oleh anak mereka yang berusia 3 tahun bernama Sukari.

Para petugas sudah berusaha untuk melepaskan Nyack dari mulut Zuri. Namun Zuri bersikukuh dengan bersikap tidak tenang. Nyack baru bisa terlepas dari taring Zuri setelah ia benar-benar mati.

Diketahui, Zuri dan Nyack sudah delapan tahun menjadi pasangan dan melahirkan tiga anak singa, lantas mengapa sewindu perjalanan mereka diakhiri pembunuhan?

Baca juga: Atasi Kepunahan, Dua Singa Dilahirkan Lewat Inseminasi Buatan

Menurut Dr Paul Funston, Direktur konservasi kucing besar di Afrika Selatan, seekor singa membunuh singa lain merupakan hal yang lumrah di alam liar. Namun selama 26 tahun terakhir, belum pernah ada singa betina menyerang dan membunuh singa jantan dalam pertarungan satu lawan satu.

"Ini sangat tidak biasa. Tapi singa memiliki perilaku yang sangat luas dan kadang-kadang mereka akan melakukan hal-hal yang mengejutkan kita. Kejadian ini mungkin akibat dari hewan yang berada dalam penangkaran dalam jangka waktu yang lama dan memilih untuk berperilaku dengan cara yang tidak biasa," jelas Funston kepada Live Science, Selasa (23/10/2018).

Di alam liar, ada dua konteks yang bisa menyebabkan singa saling membunuh sesamanya.

Pertama adalah konteks memperjuangan teritorial. Menurut sebuah penelitian tahun 2009 yang diterbitkan dalam jurnal Animal Behaviour, pertarungan masalah teritorial di Taman Nasional Serengeti di Tanzania, sering berubah menjadi mematikan dan korbannya hampir selalu singa betina.

Baca juga: Bridget, Singa Betina Bersurai Terpaksa Disuntik Mati

Konteks kedua adalah ketika mereka memperjuangkan hasrat seksualnya. "Ketika pejantan mendekati betina untuk kawin dengannya dan sang betina menolak, pejantan bisa menjadi sangat agresif dengan menghajar betina dan kadang-kadang membunuh mereka," kata Funston.

Sampai saat ini, belum diketahui apa yang terjadi beberapa jam sebelum Zuri menghunuskan taringnya ke leher Nyack. Namun, asumsi terkuat adalah karena pendekatan seksual yang salah.

Ketiga anak dari pasangan ini lahir pada tahun 2015. Di alam liar, usia tiga tahun adalah usia yang sangat penting di mana singa muda akan merawat diri mereka sendiri. Seekor singa jantan akan keluar akan keluar dari kelompok untuk menemukan wilayah baru dan peluang kawi, sedangkan singa betina cenderung tetap berada di kelompok ibunya.

Pada fase di mana kedua anak jantannya telah dipindahkan ke kandang lain, Zuri tidak lagi harus menghabiskan waktu untuk merawat anak-anaknya dan bisa kawin lagi.

Funston berpendapat, mungkin Nyack menghampiri Zuri dan terlalu agresif untuk kawin. Pada saat itu, Zuri mungkin merasa terancam, kemudian menyerang Nyack. "Pertempuran menjadi intens dan selanjutnya, dia membunuhnya," kata Funston.

Namun, Funston tidak pernah melihat skenario persis seperti ini di alam liar. Apakah Zuri membunuh Nyack karena membela diri? Apakah Nyack adalah suami yang baik? Hanya Zuri yang tahu pasti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau