Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ESA Luncurkan Pesawat Antariksa Menuju Merkurius, Untuk Apa?

Kompas.com - 21/10/2018, 18:30 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah misi ke planet terdekat Matarhari, Merkurius baru saja diluncurkan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Misi tersebut diluncurkan menggunakan pesawat luar agkasa buatan Inggris BepiColombo pada Sabtu (20/10/2018) kemarin.

BepiColombo meluncur di atas roket paling kuat milik ESA, Ariane 5.

Misi ini sendrisi merupakan kerja sama antara ESA dan Badan Antariksa Jepang (JAXA). Tujuan perjalanan tujuh tahun itu adalah mengungkapkan misteri seputar planet Merkurius.

Dengan mengikuti "lintasan keluar" BepiColombo akan berayun melintasi Bumi dalam kurva lebar sebelum akhirnya menuju Venus.

Pada 2025, pesawat antariksa ini akan sampai ke planet paling dalam di tata surya. Sesampainya di sana, ia akan menempatkan dua robot probe atau pengali di sekitar Merkurius.

Satu robot probe milik ESA dan lainnya milik JAXA.

"Peluncuran BepiColombo adalah tonggak besar bagi ESA dan JAXA, dan akan ada banyak kesuksesan besan di masa mendatang," ungkap Direktur Umum ESA Jan Worner.

"Setelah menyelesaikan perjalanan yang menantang, misi ini akan membawa pulang banyak ilmu pengetahuan," imbuhnya.

Para ilmuwan berharap misi bernilai Rp 27,8 triliun ini akan menjawab banyak pertanyaan tentang Mekurius. Seperti, mengapa planet itu memiliki inti besar yang terbuat dari besi dan apakah itu menahan jejak air.

Hasil misi tersebut bisa memberi wawasan baru terkait asal usul dan evolusi tata surya kita.

Baca juga: Planet Merkurius Menyusut, Misi Penyelidikan Pun Dimulai

Tak hanya misinya saja yang menarik, membahas BepiColombo pun sangat menarik.

Apalagi, fitur utamanya menjadikan ini misi antarplanet pertama yang menggunakan teknologi propulsi ion listrik canggih, yang menembak dua kali pada satu waktu, akan memancarkan sinar gas xenon bermuatan listrik.

Tembakan itu bukan untuk mempercepat pesawat, melainkan bertindak sebagai rem melawan gravitasi Matahari yang sangat besar.

"BepiColombo adalah salah satu misi antarplanet paling kompleks yang pernah kami lakukan," kata Andrea Accomazzo, direktur penerbangan ESA untuk pesawat itu.

"Salah satu tantangan terbesar adalah gravitasi Matahari yang sangat besar, yang menyulitkan menempatkan pesawat ruang angkasa ke orbit yang stabil di sekitar Merkurius," imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com