Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Puntung Rokok Lebih Merusak Lingkungan Ketimbang Sedotan Plastik

Kompas.com - 02/09/2018, 18:00 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pelarangan penggunaan sedotan plastik saat ini dikampanyekan secara masif. Pada kasus di inggris, ada 23 juta sedotan plastik digunakan dan dibuang setiap harinya, akhirnya berakhir mengotori lautan.

Namun, tim peneliti dari San Diego State University mengatakan, puntung rokok yang termasuk filter di dalamnya lebih mengontaminasi lautan dari pada sedotan plastik.

Filter rokok terbuat dari plastik yang disebut selulosa asetat,  bahan ini membutuhkan waktu setidaknya 10 tahun untuk dapat dekomposisi.

"Sangat jelas tidak ada manfaat kesehatan dari filter rokok. Filter hanyalah alat pemasaran. Dan mereka mempermudah orang untuk merokok. Ini juga merupakan kontaminan utama, dibanding semua sampah plastik itu," ujar Thomas Novotny, professor kesehatan masyarakat dari San Dieogo State University, seperti yang dikutip dari Mirror UK, Selasa (28/08/2018).

Baca juga: Lawan Limbah, Ilmuwan Usulkan Aspal dari Puntung Rokok

Novotny menambahkan, ada sekitar 5,6 triliun rokok dengan filter yang terbuat dari selulosa asetat diproduksi di seluruh dunia setiap tahunnya.

Sayangnya, sekitar dua pertiga puntung rokok dibuang sembarangan dan tidak bertanggung jawab yang berakibat merusak lingkungan.

The Ocean Conservancy, kelompok advokasi lingkungan nirlaba yang telah mensponsori pembersihan pantai sejak 1986 mengatakan, selama 32 tahun puntung rokok telah menjadi satu-satunya barang yang paling banyak dikumpulkan di pantai di seluruh dunia, dengan total lebih dari 60 juta yang dikumpulkan selama ini.

Jumlah tersebut totalnya sekitar sepertiga dari semua barang yang dikumpulkan. Jika digabungkan, jumlah sampah puntung rokok lebih banyak daripada sampah pembungkus plastik, wadah, tutup botol, peralatan makan dan botol.

Ketika terurai, limbah dapat menjadi mikroplastik yang mudah dikonsumsi satwa liar. Para peneliti telah menemukan sekitar 70 persen detritus, partikel organik hasil dari proses penguraian sampah, berada di dalam perut burung laut dan 30 persen di tubuh penyu.

"Filter yang dibuang biasanya mengandung serat sintetis dan ratusan bahan kimia yang digunakan untuk mengolah tembakau," Jelas Novotny dalam memperingatkan bahaya puntung rokok terhadap hewan liar.

Baca juga: Bukan Kecanduan, Burung Pipit Ini Kumpulkan Puntung Rokok karena...

Namun demikian, Nick Mallos, direktur kampanye Trash Free Seas untuk Ocean Conservancy mengatakan, perlu kajian lebih lanjut untuk mengetahui dan menentukan apa bahaya limbah ini terhadap kesehatan manusia.

Dengan harapan mengubah kondisi ini, kampanye yang disebut "Cigarette Pollution Project" memiliki misi untuk melarang penggunaan filter rokok. Selain itu, kampanye ini juga meminta untuk industri rokok mencari solusi dari pencemaran lingkungan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com