KOMPAS.com - Sebuah penelitian terbaru yang terbit di jurnal PLOS ONE, Rabu (01/08/2018), tim ilmuwan mengatakan plastik turut menjadi faktor pemanasan global.
Hal ini karena plastik mengeluarkan gas metana dan etilena pada saat terkena sinar matahari dan rusak.
Temuan ini didapatkan petelah Peneliti melakukan serangkaian tes pada produk plastik yang biasa digunakan seperti botol air, tas belanja dan wadah makanan.
Gas metana, baik buatan maupun alami, sejak lama telah diketahui sebagai penyebab utama perubahan iklim.
Dalam beberapa tahun terakhir, pembuatan dan penggunaan plastik menjadi sorotan setelah pecinta lingkungan.
Apalagi setelah ditemukan pulau besar sampah yang mengambang di Samudera Pasifik. Pulau plastik tersebut telah mengancam kehidupan biota laut dan suplai makanan.
Sedotan plastik adalah sasaran terbaru aktivis. Mereka berpendapat produk sekali pakai buang itu umumnya tidak bisa didaur ulang.
Kampanye ini makin gencar setelah sebuah video yang memperlihatkan dokter menarik sedotan dari hidung penyu besar yang berdarah.
Rekaman itu mendorong beberapa kota di Amerika dan perusahaan menghentikan penggunaan sedotan.
Baca juga: Hentikan Polusi Plastik, Ahli Buat Alternatif dari Pohon dan Cangkang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.