Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ungkap Peran Penting Keluarga dalam Penyembuhan Skizofrenia

Kompas.com - 31/08/2018, 14:03 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Skizofrenia merupakan penyakit jiwa terberat dan kronis yang sampai saat ini diketahui satu penyebab pastinya. Meski begitu, banyak faktor berkontribusi terhadap terjadinya skizofrenia.

Mulai dari faktor genetis, kondisi pra-kelahiran, cedera otak, trauma, tekanan sosial, hingga stres bisa menyebabkan gangguan mental ini.

Pemakaian narkotika dan obat-obatan psikotropika pun bisa menjadi faktor pemicu skizofrenia.

Stigma Masyarakat

Seperti gangguan mental lainnya, penderita skozofrenia juga sering mendapat stigma buruk dari masyarakat.

Padahal, hal ini bisa memperparah kondisinya karena pada dasarnya penderita skizofrenia mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Bahkan tak jarang mereka menarik diri dari aktivitas sehari-hari di lingkungan keluarga dan dunia luar.

Karena hal tersebut, maka lingkungan sosial pula lah—termasuk keluarga—yang memiliki peran penting dalam skizofrenia.

“Kalo depresi mekanisme perempuan dan laki-laki ada perbedaan. Kalau perempuan mungkin bisa curhat, tapi stigma masyarakat sering membuat pernyataan laki-laki tidak boleh cengeng," ujar dr. Eka Viora SpKJ, ketua Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia, ditemui saat Southeast Asia Mental Health Forum 2018, Kamis (30/08/2018) di Jakarta. 

"Itu yang membuat laki-laki sulit mencari penyelesaian masalahnya, yang kemudian menjadi depresi," sambungnya.

Peran Keluarga

Dampak buruk dari skizofrenia, menurut Eva, penderita biasanya akan mendengar bisikan dan melihat halusinasi yang ada kecenderungan untuk melakukan tindakan buruk seperti bunuh diri, membunuh seseorang, dan menghancurkan sesuatu.

Baca juga: Skizofrenia Bisa Dideteksi Sejak dalam Kandungan

Untuk itu, uluran bantuan dari semua pihak diperlukan, terutama oleh keluarga.

Pasalnya, karena ada stigma yang memalukan ketika anggota keluarga menderita skizofrenia, banyak keluarga yang malu untuk membawa penderita ke dokter dan memilih ‘orang pintar’ untuk menyembuhkannya.

Pada tahap yang lebih ekstrem, bahkan ada keluarga yang membiarkan penderita dipasung.

“Jangan dibawa ke orang pinter. Sudah kondisinya lama, muter, ga ada penanganan yang tepat, itu makin lama perjalanan penyakitnya, pemulihannya juga makin lama. Tidak sebagus dengan penanganan yang cepat,” jelas Eka.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau