Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emisi PLTU Membahayakan Kesehatan, Apa Saja Zat yang Dihasilkan?

Kompas.com - 19/07/2018, 20:09 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pembangunan PLTU Celukan Bawang di Bali ditolak beberapa komunitas yang peduli akan keadaan lingkungan. Menurut mereka, PLTU dapat membahayakan kesehatan manusia, serta flora dan fauna di sana.

Lantas, zat apa saja yang dihasilkan PLTU sehingga menimbulkan kekhawatiran?

Menurut ahli polusi udara dari Greenpeace, Lauri Myllivirta; PLTU dapat menghasilkan partikel halus PM2.5.

PM2.5 adalah partikel halus yang dihasilkan dari semua jenis pembakaran, termasuk pembangkit listrik. Partikel ini akan menetap di udara dalam jangka waktu lama dan tertiup angin hingga ratusan mil.

Baca juga: Polusi Hasil Pembakaran Batu Bara Paling Berbahaya

Ia menerangkan, PM2.5 mengandung senyawa beracun yang jika terhirup dapat masuk hingga aliran darah manusia sehingga dalam jangka panjang dapat menyebabkan asma, infeksi pernapasan akut, kanker paru-paru, dan memperpendek harapan hidup.

Selain itu, Lauri juga berkata bahwa PLTU menghasilkan emisi Nitrogen Dioksida  (NO2) dan Sulfur Dioksida (SO2) yang dapat meningkatkan risiko penyakit pernafasan dan jantung pada orang dewasa.

Tidak hanya itu, emisi tersebut juga dapat menyebabkan hujan asam yang merusak tanaman dan tanah, serta membawa kandungan logam berat beracun, seperti arsenik, nikel, krom, timbal, dan merkuri.

Lalu, Lauri memproyeksikan PLTU Celukan Bawang II akan mendistribusikan sekitar 15 kilogram merkuri per tahun yang akan mengendap di daratan sekitar PLTU. 40 persen dari merkuri ini akan terdistribusi pada lahan hutan dan 49 persen pada lahan pertanian.

Baca juga: Polusi Merkuri Sebabkan Kerugian Hingga 24 Miliar Per Tahun

Dampaknya pada manusia, Lauri berkata bahwa merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui sayuran atau hewan yang sudah mengandung merkuri sebelumnya karena sifat merkuri yang dapat mengendap.

“Merkuri bisa mengendap dan berakumulasi di dalam tanaman terutama yang bahaya adalah nasi. Dari hal tersebut, bisa merembet kepada manusia yang memakan nasi. Merkuri bisa menyebabkan penurunan IQ, gangguan saraf, dan meningkatkan kemungkinan cacat lahir pada manusia,” ucapnya.

Yang perlu diperhatikan adalah, dampak dari merkuri ini tidak muncul seketika. Artinya, penyakit yang disebabkan oleh merkuri baru akan muncul setelah bertahun-tahun merkuri mengendap di dalam tubuh manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau