Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Bola Bisa Memengaruhi Otak dan Tubuh Suporter, Kok Bisa?

Kompas.com - 16/07/2018, 17:28 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Pertandingan sepak bola tidak pernah lepas dari suporter atau pendukungnya. Disadari atau tidak, menjadi suporter sebenarnya dapat memengaruhi kesehatan otak dan tubuh.

Dilansir Newsweek, Rabu (11/7/2018), sepak bola dapat memberi dampak positif dan negatif untuk suporternya. Terutama saat berlangsungnya acara Internasional, seperti Piala Dunia yang baru saja usai digelar di Rusia.

Dampak positifnya, sepak bola dapat meningkatkan kesehatan mental suporternya dan juga melepaskan hormon yang berhubungan dengan ikatan sosial.

Di sisi lain, sepak bola juga dapat meningkatkan detak jantung hingga ke titik berbahaya.

Mari kita bahas satu persatu dampak positif dan negatif sepak bola bagi para suporter.

Baca juga: Piala Dunia 2018: Inilah Nenek Moyang Permainan Bola

Susan Whitbourne, seorang profesor ilmu psikologi dan otak dari University of Massachusetts, Amherst mengatakan, pertandingan kelas Internasional seperti Piala Dunia dapat memperkuat nasionalisme pendukungnya.

"Dorongan emosional tidak dapat ditekan dan menurut saya ini baik untuk menyejahterakan manusia," kata ilmuwan yang juga berkontribusi dalam penetian sepak bola kepada Newsweek.

Namun, sepak bola juga bisa mengganggu kehidupan suporter dan membuat seseorang berperilaku lebih impulsif seperti mengumpat ke layar televisi.

"Menonton pertandingan memang menyenangkan, menggairahkan, merangsang. Namun hal ini bisa mengganggu konsentrasi dan pekerjaan," ujar Susan.

Seperti disebutkan sebelumnya, sepak bola dapat meningkatkan detak jantung penontonnya hingga ke titik berbahaya.

Misalnya saja selama Piala Dunia 2006, para ahli mengatakan tekanan darah pria naik sampai tiga kali lipat di atas rata-rata, dan hampir setengah dari serangan jantung muncul saat tim jagoan bertanding.

Menurut Susan, naiknya tekanan darah sebenarnya berhubungan dengan naiknya kadar dopamin dan adrenalin. Dopamin memiliki dampak baik untuk tubuh, sementara adrenalin bertindak sebagai "bumbu" di kehidupan suporter bola.

Selain dopamin dan adrenalin, hormon testosteron suporter juga naik. Hal itu disampaikan oleh seorang jurnalis sekaligus suporter, Eric Simons.

Simons mengaku telah menguji kadar testosteronnya sebelum dan sesudah pertandingan hoki.

Ia mengatakan, kadar testosteronnya meningkat saat tim jagoannya menang ataupun kalah.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau