Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sepak Bola Bisa Memengaruhi Otak dan Tubuh Suporter, Kok Bisa?

Dilansir Newsweek, Rabu (11/7/2018), sepak bola dapat memberi dampak positif dan negatif untuk suporternya. Terutama saat berlangsungnya acara Internasional, seperti Piala Dunia yang baru saja usai digelar di Rusia.

Dampak positifnya, sepak bola dapat meningkatkan kesehatan mental suporternya dan juga melepaskan hormon yang berhubungan dengan ikatan sosial.

Di sisi lain, sepak bola juga dapat meningkatkan detak jantung hingga ke titik berbahaya.

Mari kita bahas satu persatu dampak positif dan negatif sepak bola bagi para suporter.

Susan Whitbourne, seorang profesor ilmu psikologi dan otak dari University of Massachusetts, Amherst mengatakan, pertandingan kelas Internasional seperti Piala Dunia dapat memperkuat nasionalisme pendukungnya.

"Dorongan emosional tidak dapat ditekan dan menurut saya ini baik untuk menyejahterakan manusia," kata ilmuwan yang juga berkontribusi dalam penetian sepak bola kepada Newsweek.

Namun, sepak bola juga bisa mengganggu kehidupan suporter dan membuat seseorang berperilaku lebih impulsif seperti mengumpat ke layar televisi.

"Menonton pertandingan memang menyenangkan, menggairahkan, merangsang. Namun hal ini bisa mengganggu konsentrasi dan pekerjaan," ujar Susan.

Seperti disebutkan sebelumnya, sepak bola dapat meningkatkan detak jantung penontonnya hingga ke titik berbahaya.

Misalnya saja selama Piala Dunia 2006, para ahli mengatakan tekanan darah pria naik sampai tiga kali lipat di atas rata-rata, dan hampir setengah dari serangan jantung muncul saat tim jagoan bertanding.

Menurut Susan, naiknya tekanan darah sebenarnya berhubungan dengan naiknya kadar dopamin dan adrenalin. Dopamin memiliki dampak baik untuk tubuh, sementara adrenalin bertindak sebagai "bumbu" di kehidupan suporter bola.

Selain dopamin dan adrenalin, hormon testosteron suporter juga naik. Hal itu disampaikan oleh seorang jurnalis sekaligus suporter, Eric Simons.

Simons mengaku telah menguji kadar testosteronnya sebelum dan sesudah pertandingan hoki.

Ia mengatakan, kadar testosteronnya meningkat saat tim jagoannya menang ataupun kalah.

Testosteron yang lebih tinggi disebut dapat meningkatkan kepercayaan diri, dan hal ini berpengaruh saat dalam agresi verbal maupun fisik dengan suporter dari tim lawan.

Sebuah studi di Inggris yang membahas Piala Dunia 2002, 2006, dan 2010 menemukan jumlah kekerasan dalam rumah tangga meningkat setiap empat tahun, terutama saat tim Inggris kalah.

"Sebuah pertandingan sepak bola dapat meningkatkan konsep maskulinitas, persaingan, dan agresi yang terjadi dalam waktu singkat dan meledak-ledak," kata para peneliti.

Terlebih saat Piala Dunia berlangsung di musim panas, di mana konsumsi alkohol juga meningkat.

"Penting untuk diingat, betapa mengintimidasinya saat seseorang mabuk, gaduh, dan membuat onar. Sudah banyak korban kekerasan dan pelecehan yang dilakukan pasangannya sendiri usai menonton pertandingan sepak bola di TV," kata eksekutif amal kekerasan domestik Sandra Horley kepada BBC News.

https://sains.kompas.com/read/2018/07/16/172800923/sepak-bola-bisa-memengaruhi-otak-dan-tubuh-suporter-kok-bisa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke