Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Berbuka yang Baik Setelah Puasa Seharian?

Kompas.com - 27/05/2018, 17:06 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anjuran berbukalah dengan yang manis saat berpuasa sudah sering didengar dan dipraktikan. Namun, seperti apa sih sebenarnya kombinasi makanan yang tepat saat berbuka puasa?

Pakar Gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof Made Astawan membenarkan bahwa berbuka puasa jangan diawali dengan makanan berat seperti nasi dan lauk-pauk. Sebab, makanan berat sulit dicerna tubuh.

Makanan berat untuk berbuka puasa bukannya memulihkan energi, malah membuat perut begah dan kembali tidak berenergi.

“Sebaiknya didahuli dengan minuman manis. Misalnya teh manis dan sirup,” kata Made saat ditemui dalam jumpa media yang dihelat Soyjoy, Jumat (25/5/2018).

Baca juga: Bagaimana Aturan Minum Air Selama Puasa?

Glukosa yang terkandung dalam makanan manis tersebut mampu cepat diserap dan menaikkan gula darah tubuh. Seperti yang kita tahu, puasa membuat gula darah tubuh anjlok drastis. Ini membuat fungsi otak menurun sementara.

“Glukosanya jadi bahan bakar supaya fungsi otak pulih normal kembali,” ujarnya.

Barulah 30 menit paska buka puasa, kita boleh menyantap makanan dengan karbohidrat kompleks seperti nasi beserta lauk pauknya.

Lalu, supaya energi yang dihasilkan paska buka puasa terjaga, Prof Made menyarankan untuk menyelipkan makanan dengan glikemiks indeks rendah.

Ini kebalikan dengan saat buka puasa itu sendiri. Berbuka puasa memang butuh makanan dengan glikemiks indeks tinggi yang bisa meningkatkan gula darah secara cepat.

Baca juga: Asosiasi Dokter Jerman Sebut Puasa Bahaya Bagi Anak, Apa Alasannya?

Glikemiks indeks (GI) merupakan angka pada makanan yang berkabohidrat berdasarkan kenaikan gula darah sesaat setelah kita mengonsumsi makanan itu. Rentang nilainya 0-100.

“Selingi dengan makanan low GI. Sebab, penguraian dan diserap jadi gula darah ke tubuh lebih lambat. Sehingga rasa lapar bisa ditahan dan kenyangnya lebih lama,” ucapnya.

“Semua buah-buahan dan kacang-kacangan utuh dianjurkan. Kecuali semangka yang tingkat GI-nya tinggi, di kisaran 70. Lalu, kedelai itu bagus soalnya angka GI rendah cuma 15,” imbuhnya.

Makanan dikatakan GI rendah jika ada di angka kurang dari 55, sedangkat tingkat GI menengah pada angka 55-69. Terakhir, tingkat GI tinggi pada angka lebih dari 70.

Pengetahuan ini juga bisa diaplikasikan untuk santap sahur. Supaya kita kenyang lebih lama dan energi terjaga, sahur tetap harus diimbangi dengan cemilan dengan GI rendah.

“Seperti makan biasa, diawali makan berat padatan kayak nasi dan lauknya. Tapi tetap diakhiri dengan snack yang low GI,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau