Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Milenial, Kesepian Picu Masalah Kesehatan Mental

Kompas.com - 17/05/2018, 06:02 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesepian tak bisa lagi dianggap sebagai masalah remeh, terutama bagi generasi milenial.

Sebuah studi baru-baru ini menyebut, kesepian bisa menjadi pemicu kemunduran hidup para milenial.

Milenial yang kesepian cenderung akan memiliki masalah kesehatan mental, kehilangan pekerjaan serta merasa pesimis terhadap kemampuan mereka sendiri.

Ini berlaku tanpa memandang jenis kelamin maupun tingkat sosial ekonomi.

Dampak kesehatan dari kesepian juga telah dicermati oleh tim peneliti. Studi menunjukkan bahwa orang yang kesepian, ada kemungkinan 50 persen meninggal sebelum waktunya.

Dengan begitu, kesepian sama berbahayanya dengan efek merokok 15 batang sehari, serta sama berbahaya dengan obesitas.

Itu mengapa peneliti mengganggap serius kesepian sebagai penanda potensial adanya masalah lain.

"Jika seseorang mengungkapkan kepada teman-teman atau keluarga mereka, ketika merasa kesepian, itu bisa menjadi pertanda bahwa mereka berjuang dalam kehidupan mereka," kata Dr Timothy Matthews, peneliti dari King's College London dikutip dari The Guardian, Selasa (24/04/2018).

Baca juga: Penelitian Baru: Kesepian Buruk Untuk Jantung

Diskusi mengenai kesepian selama ini sebagian besar hanya berfokus terhadap orang tua.

Tetapi nyatanya, studi terbaru di Inggris ini menemukan bahwa orang muda yang berusia 16-24 tahun justru lebih sering merasa kesepian daripada kelompok usia dewasa lainnya.

Penelitian terbaru, yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Medicine, ini meneliti berbagai tahap kehidupan anak kembar dengan jenis kelamin sama yang lahir antara tahun 1994-1995. Penelitian melibatkan 2.066 partisipan yang telah mencapai usia 18 tahun.

Para peserta ditanya apakah mereka sering, kadang-kadang, atau tidak pernah mengalami kesepian.

Peneliti juga menanyakan mengenai faktor-faktor termasuk kesehatan mental mereka, kesehatan fisik, tingkat kepuasan hidup serta hubungan dengan teknologi. Termasuk melihat lingkungan keluarga partisipan dan mengumpulkan beberapa data dari tahun-tahun sebelumnya.

"Apa yang kami ingin lakukan adalah sebuah studi yang memberikan gambaran mengenai kehidupan orang-orang muda yang menderita kesepian," papar Matthews.

Hasilnya mengungkapkan jika 7 persen dari peserta mengatakan mereka sering memiliki perasaan kesepian.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau