Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama, Ilmuwan Ketahui Burung Hantu Bisa "Poligami"

Kompas.com - 03/05/2018, 11:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Poligami mungkin hal yang sering terjadi pada manusia, tapi bagaimana jika ini terjadi pada burung hantu?

Fenomena tersebut terlihat di Nevada, AS. Seorang ahli air di Desert Research Institute bernama Jim Thomas menemukan fenomena ini di sekitar tempat kerjanya.

Mulanya, Thomas menemukan sepasang burung hantu bertanduk besar (Bubo virginianus) yang membuat sarang. Keanehan mulai terlihat ketika muncul burung hantu ketiga, dan seekor betina.

Kedua burung hantu betina itu beberapa waktu kemudian mulai bertelur dan mengerami telurnya. Sementara burung hantu jantan mulai mencari makan untuk kedua betina tersebut.

Baca juga: Bagaimana Bisa Ladang Ganja Mengancam Populasi Burung Hantu Langka?

Biasanya Monogami

Dalam siklus alami burung hantu, biasanya sepasang burung hantu akan membuat sarang ketika musim kawin.

Setelah kawin, burung hantu jantan akan tetap tinggal bersama betina. Selanjutnya, burung hantu betina akan mulai mengerami telur-telurnya.

Sedangkan pejantan, secara alamiah, akan mencari makan bagi betina.

Dengan kata lain, perilaku ketiga burung hantu di Nevada itu tidak biasa.

Menurut Chritian Artuso, pakar burung, ini merupakan pertama kalinya perilaku poligini (poligami pada hewan) terekam pada burung hantu.

Burung hantu umumnya melakukan praktik monogami atau satu pasangan saja.

Fenomena ini, menurut Artuso, mungkin terjadi karena jumlah mangsa yang melimpah di wilayah tersebut. Ini membuat pejantan bisa memberikan dua betina tikus (makanan burung hantu) yang cukup ketika mereka bersarang.

"Ini sangat, sangat aneh," ungkap David Catalano, seorang ahli burung dari Departemen Margasatwa Nevada dikutip dari National Geographic, Rabu (03/05/2018).

Baca juga: Warga Tangerang Diduga Terpapar Virus dari Burung Hantu yang Sakit

Salah Asuhan

Melihat keanehan ini, Thomas memutuskan untuk memasang webcam untuk menyiarkan secara langsung fenomena langka ini.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com