Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Kembangkan Sistem Pembuat Hujan Terbesar di Dunia

Kompas.com - 30/04/2018, 19:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - China terus berusaha unggul di bidang sains. Dari beberapa proyek besar yang belum terealisasi, kini China mengumumkan sedang mengembangkan mesin pembuat hujan atau penyemaian awan terbesar sepanjang sejarah.

Mereka masih menguji teknologi canggih berbiaya rendah yang dapat mendorong turunnya hujan lebih banyak di dataran tinggi Tibet, cadangan air tawar terbesar di Asia.

Untuk mewujudkannya, China telah membangun ratusan tungku pembakar bahan bakar di sekitar pegunungan Tibet yang rencananya dapat meningkatkan curah hujan sampai 10 miliar meter kubik per tahun.

Wacana ini merupakan perpanjangan proyek Tianhe atau Sky River yang dikembangkan pada 2016 oleh Universitas Tsinghua, China, yang diharapkan dapat menurunkan hujan dan salju pada area seluas 1,6 juta kilometer persegi.

Baca juga : Ini Tujuan China Bangun Terowongan Angin Hipersonik Tercepat di Dunia

Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), ukuran itu lebih luas dibanding Alaska atau sekitar tiga kali ukuran Spanyol.

Jika wacana tersebut berhasil, setidaknya China akan mendapat tujuh persen tambahan air bersih setiap tahunnya.

"Memodifikasi cuaca di Tibet adalah inovasi penting untuk memecahkan masalah kekurangan air di China," ujar Lei Fanpei, presiden perusahaan China Aerospace Science and Technology Corporation, yang mengembangkan proyek dilansir Science Alert, Sabtu (28/4/2018).

"Proyek ini tidak hanya penting untuk China, tetapi juga untuk kemakmuran dunia dan kesejahteraan seluruh umat manusia," imbuhnya.

Penyemaian awan

Modifikasi cuaca dengan penyemaian awan merupakan salah satu proyek yang sudah dilakukan para ilmuwan selama beberapa dekade untuk menambah pasokan jumlah air bersih dan China termasuk negara yang sangat ambisius terhadap proyek ini.

Dalam proyek Sky River, ratusan tungku yang membakar bahan kimia tertentu akan melepaskan iodida perak ke udara. Iodida perak akan membuat uap air dan membentuk awan yang mampu menghasilkan hujan dan salju.

"Sejauh ini lebih dari 500 pembakar telah dikerahkan di lereng pegunungan di Tebet, Xinjiang, dan area lain untuk keperluan percobaan. Data kami menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan," ujar seorang peneliti yang mengerjakan proyek tersebut kepada SCMP.

Baca juga : Di Balik Tiangong-1, Ada Ambisi China Membangun Istana Antariksa

Pro Kontra

Terkait proyek ambisius ini, banyak orang meragukan kemampuan China dapat menciptakan hujan buatan dengan target area seluas itu.

Hal ini karena masih banyak yang belum diketahui bagaimana penyemaian awan dapat memengaruhi pola cuaca yang lebih luas.

"Modifikasi cuaca seperti itu, sulit untuk menghasilkan hujan seperti itu," kata peneliti geoengineering Janos Pasztor dari rhe Carnegie Climate Geoengineering Governance Initiative (C2G2) kepada Gizmodo.

"Hal ini membuat hujan turun di suatu tempat namun tidak terjadi di tempat lain. Ini berarti ekosistem dan orang-orang yang tinggal di suatu tempat kemungkinan tidak akan mendapat hujan dalam jangka waktu yang lama," imbuh Pasztor.

Jika wacana ini terealisasi, kemungkinan proyek Sky River China akan membuat sistem awan seluas Alaska dialihkan untuk meningkatkan curah hujan di atas dataran tinggi Tibet.

Belum dapat dipastikan kapan proyek ini akan diselesaikan mengingat dampak dan sangat kontroversial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com