Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Cara Menekuk dan Meregangkan Berlian

Kompas.com - 23/04/2018, 10:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Xinhuanet

KOMPAS.com - Berlian merupakan salah satu material alami terkeras di dunia. Karena sifatnya yang keras inilah, berlian pada umumnya dianggap kaku.

Saking kerasnya, berlian hanya bisa tergoreng dengan berlian lainnya. Bahkan upaya untuk mengubah bentuk bongkahan berlian sering kali berujung pada patahan dibanding lekukan yang diinginkan.

Namun, beberapa waktu lalu, tim peneliti internasional menemukan bahwa material ini ternyata bisa membengkok dan meregang seperti karet serta kembali ke bentuk aslinya.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Dao Ming dari Massachusetts Institute of Technology menunjukkan bahwa berlian seukuran jarum kecil bisa lentur dan regang sebanyak 9 persen tanpa putus dan bisa kembali ke bentuk semula.

Baca juga: Penuh dengan Berlian, Meteorit Ini Ungkap Rahasia Asal Mula Tata Surya

Bentuk jarum berlian ini seperti ujung karet pada beberapa ujung sikat gigi. Hanya saja, ukuran jarum berlian ini beberapa nanometer (seperseribu meter).

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science, berlian dalam bentuk biasnaya memiliki batas peregangan 1 persen.

"Kami mengembangkan pendekatan nanomekanikal yang unik untuk mengontrol secara tepat dan mengukur tekanan elastis ultra-besar yang didistribusikan dalam sampel nano-berlian," ungkap Lu Yang, penulis senior dalam penelitian ini dikutip dari Xinhua Net, Jumat (20/04/2018).

Menggunakan pemindai mikroskop elektron, tim ini "merekam" semua prosesnya secara real time. Tim ini menggunakan probe berlian untuk memberi tekanan pada sisi jarum nano-berlian ini.

Dengan proses khusus yang disebut deposisi uap kimia dan pada kahirnya menggores berlian untuk membuat bentuk yang diinginkan.

Tim ini juga mengukur berapa banyak setiap berlian bisa menekuk sebelum akhirnya retak dan patah. Hasilnya, mereka menemukan bahwa tekanan tarik maksimum pada berlian berskala nano adalah 9 persen.

"Deformasi lentur terkontrol juga memungkinkan kontrol yang tepat dan perubahan regangan maksimum pada nano berlian di bawah batas fraktur," kata Dao Ming.

"Penelitian ini juga menunjukkan bahwa apa yang biasanya tidak mungkin pada skala makroskopik dan mikroskopis, bisa terjadi pada skala nano," ungkap Subra Suresh, presiden Nanyang Technological University, Singapura.

Baca juga: Berlian Berisi Mineral Langka Ditemukan di Afrika, Begini Rupanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Xinhuanet

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com