Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ambrosia, Kumbang-Kumbang Unik yang Cinta Alkohol

Kompas.com - 18/04/2018, 18:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Insting kumbang Ambrosia memang unik. Secara alami, mereka tertarik dengan alkohol, bahkan kalaupun alkohol itu ada di dalam gelas bir Anda.

Hal ini terjadi karena kesalahpahaman kumbang yang mengira gelas bir Anda sebagai seonggok batang kayu tua.

"Sudah lama diketahui bahwa pohon yang sekarat akan mengeluarkan alkohol, dan ini menarik perhatian kumbang Ambrosia untuk mencari jamur dan berkolonisasi," kata Peter Biedermann, ahli dari Departemen Ekologi Hewan dan Biologi Tropis di Universitas Wuerzburg.

Kumbang Ambrosia merupakan kelompok besar dari ribuan jenis kumbang, termasuk kumbang hitam kulit kayu. Semua jenis kumbang yang masuk dalam kelompok kumbang ambrosia memiliki kemampuan untuk "menuai" jamur.

Baca Juga: Gara-gara Studi Ini, Hilang Sudah Alasan untuk Tidak Makan Serangga

Dikutip dari Sciencedaily, Senin (9/4/2018), alasan kumbang kayu tertarik dengan alkohol sejatinya adalah untuk mencari jamur yang bisa dimakan. Alkohol yang keluar dari pohon tua akan menjadi lahan subur bagi jamur pohon.

"Peningkatan aktivitas enzim pengurai alkohol memungkinkan jamur serangga tumbuh optimal dalam kayu tua yang kaya alkohol, meskipun bagi mikroorganisme lain, alkohol adalah racun," kata Biedermann.

Semakin banyak jamur tumbuh, itu berarti lebih banyak makanan untuk kumbang. Lebih banyak makanan berarti ideal bagi kumbang untuk berkembang biak. Menurut para peneliti, kadar alkohol yang ideal bagi para kumbang adalah sekitar dua persen.

Phillip Benz dari Wood Research Institute of the Technical University of Munich (TUM) berkata bahwa pada kadar tersebut, kapang yang merupakan gulma bagi kumbang hanya tumbuh seminggu sekali dan tidak akan menyaingi pertumbuhan jamur.

Baca Juga: Kumbang Ini Bisa Lolos dari Pencernaan Kodok, Kok Bisa?

"Selama lebih dari 60 juta tahun, hewan-hewan ini telah berhasil mempraktekkan sistem pertanian yang berkelangsungan, meskipun mereka hanya menanam jamur Ambrosia yang monokultur," katanya.

Kerja sama sosial

Penelitian yang terbit di jurnal PNAS ini juga mengungkapkan bagaimana serangga menunjukkan perilaku sosial. 

Ada pembagian tugas di antara para kumbang. Ada yang bertugas mengolah jamur, membersihkan jalur terowongan untuk pencari jamur di dalam kayu, membersihkan sisa kotoran dari sarang, dan membersihkan kumbang lain. Hal ini dilakukan agar terjadi simbiosis antara kumbang dan jamur

Sistem kerja tersebut sangat canggih sehingga ketika mereka membuat koloni baru di pohon baru, mereka akan membawa organ spora jamur milik mereka. Spora ini sangat penting untuk menyuburkan jamur-jamur baru.

Baca Juga: Tidak Kalah dari Manusia, Inilah Tradisi Pemakaman di Dunia Serangga

"Cara kumbang "mengolah" jamur tersebut tersebut mirip dengan mengolah ragi untuk bir atau anggur. Jamur menghasilkan substrat beralkohol di mana hanya mereka yang bisa berkembang, bukan mikroorganisme pesaing lain," jelas Biedermann.

Kini, Biedermann dan Benz berencana untuk mempelajari lebih jauh tentang kumbang kulit kayu dan jamur, khususnya tentang mengapa kumbang tersebut bisa tahan dengan alkohol.

"Dari sudut pandang bioteknologi, karakteristik ini berpotensi tinggi untuk dikembangkan di sistem lain, apabila sudah memahaminya dengan lebih baik," tambah Benz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau