Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyeri Haid Hingga Tak Bisa Beraktivitas? Waspadai Endometriosis

Kompas.com - 01/04/2018, 19:07 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengalami nyeri saat haid memang fenomena yang wajar bagi perempuan. Sebab, rahim menegang demi luruhnya lapisan dinding rahim sehingga darah haid keluar.

Aktivitas ini dibantu hormon prostaglandin. Akibatnya, rahim berhasil berkontraksi sekaligus muncul sensasi sakit.

Namun rupanya, ada nyeri haid yang tidak normal. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Grace Valentine.

Umumnya, nyeri haid hanya berlangsung pada hari pertama dan kedua menstruasi. Meski menyebabkan rasa sakit, nyeri tersebut seharusnya tidak sampai menggangu kegiatan sehari-hari perempuan.

Baca juga: Sama Sakitnya dengan Serangan Jantung, Nyeri Haid Malah Diabaikan

"Kalau lebih dari dua hari dan menetap, nyeri dikatakan tidak normal," ujarnya ditemui Kompas.com dalam temu media yang digelar RSPI, Jumat (29/3/2018) di Jakarta.

Dismenore, itulah sebutan bagi nyeri berlebihan saat datang bulan. Saking tak tertahankan, nyeri ini kadang bisa membuat wanita mengerang kesakitan.

"Nyeri berlebihan ini bahkan bikin wanita keringat dingin hingga pingsan," imbuh Grace.

Dalam kesempatan tersebut, Grace mengingatkan kepada para perempuan untuk tidak mengabaikan hal tersebut. Pasalnya, bisa jadi perempuan tersebut mengalami penyakit endometriosis.

Grace berkata bahwa, endometriosis terjadi ketika ada pertumbuhan jaringan dari dinding rahim di luar rahim. Selayaknya dinding rahim, lapisan ini turut menebal dan meluruh saat haid.

Kendati demikian, karena letaknya bukan di rahim, maka darah terperangkap dan tidak bisa keluar bersama menstruasi.

"Ini yang buat (perempuan yang) sakit berlebihan saat haid. Kalau bisa keluar, warna darahnya coklat pekat," terang Grace.

Wanita dengan endometriosis tidak hanya didera rasa sakit menahun, tapi juga menurunkan kualitas kesuburan. Operasi pengangkatan endometrium jadi solusi yang bisa dipilih.

"Setelah operasi harus lekas program anak. Sebab penyakit ini bandel, bisa berulang sebanyak 50 persen," pungkasnya. 

Baca juga: Haid Tak Menentu, Bisakah Tetap Hamil?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com