Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti LIPI: Tak Mengagetkan Ikan Makarel Terinfeksi Cacing Parasit

Kompas.com - 30/03/2018, 18:34 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Belakangan ini, pemberitaan diramaikan dengan produk ikan makarel kemasan kaleng yang positif mengandung cacing parasit. Cacing yang menyusup dalam ikan makarel sarden tersebut adalah jenis cacing nematoda, Anisakis simplex.

Dalam penyelidikannya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) menemukan 27 merek produk makarel kaleng yang bercacing. Dari 27 merek itu, 16 di antaranya   produk impor dan 11 lainnya merupakan produk dalam negeri.

Menanggapi hal tersebut, peneliti ikan Pusat Penelitian (Puslit) Oseanografi Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fahmi, mengatakan, bukan hal yang mengagetkan apabila ikan terinfeksi cacing parasit seperti kasus yang heboh saat ini.

Menurutnya, perairan tidak hanya dihuni ikan, tetapi terdapat organisme lain dan parasit yang juga tinggal di dalamnya.

Baca juga: BPOM: 27 Merek Ikan Makarel Kalengan Positif Terinfeksi Parasit Cacing

Habitat yang Sama

Apabila ikan tinggal di perairan yang sama dengan habitat parasit, terbuka kemungkinan ikan tersebut terinfeksi parasit.

“Misalnya cacing Anisakis simplex ini keberadaanya tersebar luas di Samudra Pasifik dan perairan tropis lain, bahkan sampai Antartika,” ujarnya melalui pesan singkat kepada Kompas.com pada Jumat (30/3/2018).

Dilansir dari laman resmi Badan POM, diketahui bahwa sumber ikan yang tercemar cacing ini berasal dari China.

Ikan Makarel Pasifik atau Chub Makarel (Scomber japonicas)  umumnya memang dijumpai di Samudera Pasifik. Di antaranya di perairan negara India, China, Jepang, Korea, dan India. Ikan makarel juga mendiami perairan tropis.

Dengan demikian, ada kesamaan tempat hidup antara ikan makarel dan cacing Anisakis simplex. Hal ini sesuai dengan perkataan Fahmi.

Masih Mentah

Apabila ditemukan cacing di produk ikan kaleng, dijelaskan Fahmi, menandakan bahan daging ikan di dalamnya masih mentah. Untuk itu, masyarakat diminta tidak langsung menyantap ikan kalengan tersebut.

Proses pemasakan harus dilakukan untuk mematikan parasitnya.

“Setiap akan mengonsumsi produk hasil laut, sebaiknya memang dimasak dulu. Itu cara paling aman,” ujar Fahmi, yang kini tengah melanjutkan studi doktoral di Australia. 

Fahmi menambahkan, bagian tubuh ikan yang (biasa) disusupi cacing adalah saluran pencernaan terutama usus. Namun, tidak menutup kemungkinan infeksi yang parah akan menjalar ke daging ikan. Makanan berkontribusi membawa cacing parasit hingga ke perut ikan.

Baca juga: Keren atau Ngeri, Ikan Ini Berpendar dalam Gelap Ketika Dipotret

Oleh karena itu, sebaiknya bersihkan dulu ikan yang akan dimakan. Sebisa mungkin jangan menyantap ikan yang mentah begitu saja.

Fahmi berpesan, "Setiap membeli ikan segar, kotoran dan isi perut ikan dibuang dulu. Baru dimasak sampai matang.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com