GOWA, KOMPAS.com - Puskesmas Kanjilo, Kecamatan Barombongan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan memiliki program Intensive Case Finding untuk menemukan pasien kusta di wilayah tersebut.
Cara ini dilakukan dengan melibatkan dokter dan para kader untuk turun langsung mendatangi pasien dan masyarakat yang terindikasi kusta. Kunjungan langsung juga termasuk upaya untuk membujuk pasien kusta agar bersedia melanjutkan pengobatan.
Dalam tiga bulan pertama pada tahun 2018, program ini telah berhasil ditemukan enam pasien kusta.
Namun, prosesnya tidak selalu lancar. Pemegang program pemberantasan kusta di puskesmas tersebut, Nurhayati, di Gowa pada Sabtu (17/3/2018) berkata bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi oleh kader Intensive Case Finding ketika menjalankan tugas.
Pertama adalah penerimaan pasien atas penyakitnya. Para kader kerap kali harus menghadapi pasien yang menangis. Pasalnya, pasien tidak menyangka akan didiagnosis kusta, sebuah penyakit yang masih dianggap sebagai momok oleh sebagian orang.
Baca juga : Cerita Sohra, Mantan Pasien Kusta yang Lumpuh karena Berobat ke Dukun
“Sejak diberi tahu terkena kusta, pasien malah tidak mau berobat,” ujarnya.
Tidak hanya pasien yang cenderung menolak atas penyakitnya, keluarga terdekat pun terbawa sikap pasien tersebut.
Salah satu yang paling diingat Nurhayati adalah salah satu istri pasien yang sampai menyebarkan cerita keraguannya atas penyakit yang diidap sang suami. Perilaku seperti ini menghambat pengobatan.
Selain itu, ada juga pasien yang tidak menuruti anjuran untuk menghabiskan obat dalam waktu satu bulan. Pasien tersebut juga tidak datang ke puskesmas pada jadwal pengambilan obat berikutnya. Kader akhirnya menyinggahi rumah pasien.
“Obat malah dibuat mainan anak-anak karena masih belum terima kalau sakit kusta,” kata Nurhayati.
Pasien lalu diberikan pemahaman bahwa pengobatan rutin mampu menekan risiko kecacatan karena kusta.
Baca juga : Kisah Ernawati Menaklukkan Kusta yang Menggerogoti Tubuhnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.