GOWA, KOMPAS.com - Pengobatan medis sangatlah penting bagi pasien kusta. Pasalnya, kusta yang terlambat dideteksi sekaligus ditangani bisa berakibat pada kecacatan organ.
Sayangnya, masih ada masyarakat yang memilih mendatangi dukun daripada petugas kesehatan untuk memeriksakan kusta. Kisah ini salah satunya datang dari Sohra, seorang perempuan berusia 59 tahun.
Sohra diketahui terkena kusta saat berusia 10 tahun. Kala itu, dia belum mengerti kalau sakit yang diidapnya adalah kusta. Dia pun tidak menggubris bercak-bercak di tubuhnya karena tidak menimbulkan rasa sakit.
Oleh orangtuanya, Sohra justru dibawa ke dukun untuk berobat. Bukannya sembuh, dampak kusta yang dialami Sohra justru malah makin menjadi.
Baca juga : Pria Jepang Sentuh Penderita Kusta di Gowa untuk Hapus Stigma
“Setelah dari dukun, baru ini jadi tangan saya seperti ini,” ujar Sohra sembari menunjukkan tangannya yang berkerut kepada Kompas.com di Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (18/3/2018).
Sohra baru mendapatkan informasi mengenai penanganan kusta yang benar ketika membaca koran langganan saudaranya. Akhirnya, dia mendatangi rumah sakit untuk berobat kusta, tanpa diantar orangtua.
Kendati demikian, langkah tersebut terhitung terlambat. Kakinya pun telanjur lumpuh karena digerogoti kuman kusta
Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangatnya berobat. Tekad kuat mengantarnya terbebas dari kusta tiga puluh tahun yang lalu.
Baca juga : Kisah Ernawati Menaklukkan Kusta yang Menggerogoti Tubuhnya
Kisah hampir serupa juga Kompas.com dapatkan dari Salmawati.
Perempuan berusia 35 tahun ini terkena kusta pada awal tahun 2015. Dia kemudian memeriksakan diri ke puskesmas seusai menemukan bercak pada tubuhnya. Sayangnya, dia tidak berhasil menemui dokter yang menangani kusta karena sedang tidak masuk karena sakit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.