Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjanjikan, Nanopartikel Deteksi dan Cegah Tumor Payudara Jadi Kanker

Kompas.com - 17/03/2018, 14:05 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti dari Pusat Kesehatan Wake Forest, Amerika Serikat, tengah mengembangkan alat deteksi kanker terbaru. Mereka memanfaatkan nanopartikel polimer untuk menemukan tumor payudara.

Apabila akhirnya terapi ini berhasil diterapkan pada manusia, bukan tidak mungkin kanker payudara bisa dicegah. Pasalnya, alat ini mampu mendeteksi lokasi tumor dan membunuh sel kanker sebelum menyebar ke jaringan lain.

Untuk diketahui, para peneliti umumnya memang telah memanfaatkan nanopartikel sebagai deteksi tumor sekaligus kurir yang memasukkan obat ke dalam tubuh.

Para peneliti sebelumnya telah menjajal nanopartikel polimer ini pada tikus. Pada hewan tersebut, nanopartikel ini sanggup menemukan dan melenyapkan sel kanker payudara. Hasilnya telah diterbitkan dalam jurnal ACS Applied Materials and Interfaces.

Baca juga : Basmi Kanker, Peneliti LIPI Kembangkan Terapi dengan Kurkumin dan Emas

Nanopartikel  yang digunakan adalah Partikel Polimer Donor-Akseptor Hibrid Hybrid, atau H-DAPP. Diameter H-DAPP ini terhitung mini, kurang dari 100 nanometer (0.00000393701 inci).

H-DAPP telah diubah menjadi bahan flouresens  (bercahaya). Apabila didekatkan pada tumor sasaran, ia akan menyala lalu cahaya berganti menjadi panas dan membakar sel kanker.

“Tanpa diduga, nanopartikel ini sangat efisien dilokalisasi ke tumor tanpa perantara yang menentukan target,” tutur penulis utama penelitian, Nicole Levi-Polyachenko, seperti dikutip dari Science Daily pada Rabu (14/3/2018).

Levi-Polyachenko mengupayakan agar nantinya H-DAPP terjamin penerapannya ke manusia. Pihaknya berusaha memperluas penelitian agar H-DAPP bisa dipakai untuk jenis kanker lain.

Dengan karakteristik yang kecil dan empuk, H-DAPP mudah menembus aliran darah untuk selanjutnya menyerang tumor.

“Ini sangat menggembirakan. Kami telah memadukan polimer penghasil panas dengan pemancar cahaya yang dapat digunakan sebagai deteksi. Selain itu, panas bisa diatur agar sesuai yang dibutuhkan,” kata Levi-Polyachenko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau