KOMPAS.com – Pada 2 Juli 1937, pilot legendaris Amelia Earhart dan pemandunya Fred Noonan tiba-tiba menghilang setelah lepas landas dari Lae, New Guinea. Mereka sedang dalam perjalanan menuju pulau kecil di utara khatulistiwa, Pulau Howland, ketika kehilangan kontak.
Berbagai pencarian pun dilakukan. Namun, Earhart tidak pernah ditemukan.
Salah satu teori berkata bahwa Earhart dan Noonan tidak berhasil menemukan Pulau Howland dan mendarat di Nikumaroro. Teori ini bermula dari ditemukannya 13 tulang manusia di dekat bekas api unggun di pulau Nikumaroro pada tahun 1940.
Tulang-tulang ini diduga milik Earhart karena ditemukan bersama dengan sepatu, kotak untuk alat navigasi yang mirip dengan milik Noonan, dan botol Benedictine yang selalu dibawa oleh pilot legendaris tersebut.
Baca juga : Menelusuri Jejak Kematian Amelia Earhart
Ketiga belas tulang kemudian dikirim ke Fiji untuk dianalisis oleh dua dokter. Dokter pertama berkata bahwa tulang berasal dari pria Polynesia lanjut usia, sedangkan dokter kedua yakni David Hoodless berpendapat bahwa tulang-tulang itu berasal dari pria Eropa.
Namun, kini analisis forensik menunjukkan bahwa tulang-tulang itu kemungkinan besar adalah milik Earhart.
Walaupun tulang Nikumaroro telah hilang, antropolog forensik dari University of Tennessee, Richard Jantz, mencoba untuk mengaplikasikan teknik forensik modern dengan menganalisis hasil pengukuran Hoodless terhadap tulang-tulang tersebut dan membandingkannya dengan dimensi tubuh Earhart yang didapat dari foto dan pakaian.
Baca juga : Lama Jadi Misteri, Tes DNA Ungkap Identitas Asli Manusia Salju Yeti
Hasil yang dipublikasikan dalam jurnal Forensic Anthropology menunjukkan bahwa tulang Nikumaroro lebih mirip dengan Earhart daripada 99 persen individu yang menjadi sampel penelitian.
“Sangat mungkin bila tulang Nikumaroro adalah milik Amelia Earhart. Jika tidak, maka mereka adalah milik wanita yang sangat mirip dengannya,” tulis Jantz.
Sayangnya, temuan Jantz sulit dikonfirmasikan karena tulang-tulang Nikumaroro telah hilang. Akan tetapi, Jantz juga berkata bahwa data sejarah dan bukti-bukti yang ada saat ini menunjukkan bahwa perjalanan Earhart memang berakhir di Nikumaroro.
“Sampai ada bukti yang pasti menunjukkan bahwa tulang-tulang itu bukan milik Amelia Earhart, argumen yang paling meyakinkan adalah tulang-tulang itu memang miliknya,” tulis Jantz dengan percaya diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.