Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semut Matabele, Hewan Pertama yang Punya Klinik Kesehatan

Kompas.com - 15/02/2018, 13:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Kita mengenal semut sebagai serangga sosial yang hidup dalam koloni teratur.

Nah, temuan baru terhadap semut Matabele (Megaponera analis) dari Afrika memperkuat karakter sosial hewan ini.

Peneliti asal Eropa pada 2017 sempat dibuat penasaran akan perilaku semut yang menolong rekannya yang terluka dan membawa kembali ke sarang.

Kini, mereka berhasil menunjukkan apa yang terjadi di dalam sarang. Layaknya manusia yang berada di rumah sakit atau klinik kesehatan, semut Matabele juga merawat rekannya yang terluka dengan cara menjilatinya.

Baca juga : Menjanjikan, Studi Temukan Semut Bisa Jadi Sumber Antibiotik Baru

Semut matabele yang berwarna hitam memiliki ukuran besar dan merupakan semut serdadu pemakan rayap.

Sebagai pemburu rayap, setiap detik selalu diisi dengan berburu dan bertahan hidup.

Bagaimana tidak, mereka bertarung melawan rayap yang memiliki rahang sangat kuat. Nyawa dan bagian tubuh patah saat bertarung adalah taruhannya.

Meski sudah jatuh, teman seperjuangan semut tidak akan meninggalkan. Secara sukarela mereka membopong semut yang terluka masuk dalam sarang.

Bila semut terluka atau cedera, mereka akan mengeluarkan zat kimia feromon untuk memberi sinyal butuh bantuan. Segera setelah sinyal terlacak, semut yang masih kuat akan langsung datang untuk membawanya kembali ke sarang.

Fenomena ini pertama kali dilaporkan oleh Erik Frank dari Universitas Würzburg, Jerman, pada 2017.

Sejak saat itu penelitian tentang semut matabele terus dilanjutkan. Kini, Frank dan koleganya dari University of Lausanne di Swiss, telah mengetahui apa yang dilakukan semut kepada rekannya yang terluka di dalam sarang dan mempublikasikannya di jurnal Proceedings of the Royal Society B.

Lewat dokumentasi singkat di dalam sarang semut, Frank dan koleganya menunjukkan bagaimana semut matabele merawat rekannya dengan dengan menjilati luka sampai bersih.

Frank mengatakan, semut-semut yang masih sehat itu menghabiskan beberapa menit untuk merawat rekannya agar selamat.

Tanpa perawatan itu, 80 persen semut yang kehilangan anggota badan bisa meninggal dalam beberapa jam.

Sementara bila semut yang terluka diberi perawatan, kemungkinannya 90 persen akan selamat.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com