KOMPAS.com -- Bagi perempuan yang sudah memiliki anak, tentu pernah merasakan saat janin di dalam perut menendang. Orang yang tidak atau belum mengalaminya pun sering mengenal hal ini.
Hal ini merupakan proses yang normal dalam perkembangan janin dan merupakan respons yang diberikan jabang bayi terhadap apa yang terjadi di luar rahim.
Temuan terdahulu mengungkapkan bahwa hal itu merupakan penanda janin merespons suara, cahaya, dan makanan yang dikonsumsi ibu.
Kini, untuk pertama kalinya para ilmuwan menghubungkan kekuatan tendangan janin dan efeknya terhadap pertumbuhan janin di dalam perut.
Baca juga : Ibu, Tanggapilah Celotehan Bayi Anda dengan Sungguh-sungguh karena...
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Royal Society Interface pada Rabu (24/1/2018) mengungkapkan bahwa saat janin sedang menendang atau menggeliat, maka gerakan tersebut menciptakan tekanan dan ketegangan dalam pembentukan kerangka janin.
Kekuatan ini disebut dapat merangsang perkembangan otot dan tulang yang sehat.
Dalam melakukan penelitian ini, Niamh Nowlan dari Imperial College London dan koleganya telah menganalisis tendangan janin yang berumur 20 sampai 35 minggu. Gerakan tersebut kemudian dicatat dengan menggunakan jenis pencitraan resonansi magnetik tingkat lanjut dari pemindaian MRI.
Setelah membuat model matematis dinding rahim dan anggota tubuh janin untuk menyimpulkan kekuatan otot dan dampak terbentuknya kerangka janin, para peneliti menemukan bahwa kekuatan tendangan meningkat antara usia kehamilan 20 dan 30 minggu.
Hal ini diduga karena ruang janin untuk bergerak yang menyempit karena pertumbuhan janin.
Dalam abstrak penelitian, disebut bahwa gerakan yang dibuat janin di dalam perut sebenarnya memiliki dua manfaat bagi bayi.
Baca juga : Ternyata, Kebiasaan Gendong Bayi di Sisi Kiri Ada Manfaatnya
Pertama, gerakan tendangan dan menggeliat itu merupakan olahraga bagi janin yang membantu mengembangkan otot dan tulang.
Kedua untuk melatih persendian sejak pertengahan masa kehamilan hingga trimester terakhir.
"Peregangan itu membantu sendi jabang bayi terbentuk dengan benar. Memiliki sendi berbentuk normal bisa mencegah osteoarthritis (gangguan persendian) di kemudian hari," ujar penulis dalam penelitiannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.