Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seluk Beluk Ancaman Global Krisis Energi Angin dan Keresahan Ilmuwan

Kompas.com - 13/12/2017, 15:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Ladang angin merupakan salah satu kunci untuk mengatasi perubahan iklim di dunia saat ini. Sayangnya, pemanasan global mempengaruhi kekuatan energi angin yang melintasi garis lintang utara.

Ladang angin adalah kumpulan turbin angin di suatu tempat yang bertujuan untuk menghasilkan energi. Penggunaan turbin angin diharapkan menjawab permasalahan iklim dunia karena angin merupakan energi terbarukan.

Sebuah penelitian terbaru meneliti dampak kenaikan suhu global terhadap energi angin dan perubahan besar yang akan terjadi pada akhir abad ini di lokasi ladang angin dengan jumlah turbin yang banyak.

Sebagai informasi, ladang angin telah tumbuh lebih dari lima kali lipat dalam satu dekade terakhir. Biaya yang murah adalah alasan utama banyak negara dan daerah beralih pada energi yang satu ini.

Baca juga : Merasa dan Mendengar Deru Angin Kencang Hari Ini? BMKG Beri Penjelasan

Dampaknya cukup nyata, yaitu pengurangan emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil.

Sayangnya, kekuatan energi angin sekarang menurun. Bahkan, di Amerika Serikat bagian tengah, kekuatan angin turun hingga seperlima.

"Kami menemukan beberapa perubahan mendasar dalam energi angin," kata Kristopher Karnauskas dari University of Colorado, Amerika Serikat dikutip dari The Guardian, Senin (11/12/2017).

"Tapi bukan berarti kita tidak harus berinvestasi dalam tenaga angin," imbuh Karnauskas.

Baca juga: Siap-Siap, Kebutuhan Energi Meningkat Dua Kali Lipat pada 2050!

Dengan kata lain, perubahan semacam ini perlu diperhitungkan dalam merencanakan ladang angin di masa depan. Karnauskas juga mengingatkan kita untuk menilai seberapa banyak ladang angin secara khusus dapat mengurangi emisi global.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience ini menggunakan model iklim yang sama dan memproyeksikan emisi di masa depan sebagai panel antar-pemerintah untuk perubahan iklim PBB.

Hilangnya energi angin terjadi di sepanjang wilayah dari Amerika Serikat tengah ke Inggris, Rusia, dan Jepang, baik dalam kondisi emisi menengah dan tinggi. Jika emisi tetap tinggi, peningkatan energi angin masih terlihat di beberapa wilayah.

Penurunan angin terbesar terjadi di Jepang, di mana pembangunan ladang angin mulai akan dipercepat. Energi angin di negara tersebut turun sebesar 58kW atau sekitar 10 persen.

Lain halnya di Amerika Serikat tengah. Mereka mengalami penurunan sebesar 49kW atau sekitar 17 persen. Di Inggris, energi angin diperkirakan akan turun sekitar 36 kW atau 5 persen.

Baca juga: Tiga Abad Menjadi Misteri, Fenomena Aneh Angin Gerhana Kini Terungkap

Apa yang dialami ketiga negara tersebut berkebalikan dengan yang terjadi di Australia Timur. Di negeri kanguru itu, energi angin justru melonjak. "Itu adalah kenaikan terbesar pada keseluruhan peta," ujar Karnauskas.

Di Australia timur, energi angin naik sebesar 48 kW atau 23 persen. Kenaikan juga terjadi di negara yaitu Brasil timur dan Afrika barat.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau