Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

175 Tahun Manusia Anggap Semua Ubur-ubur Sama, Ternyata Itu Salah

Kompas.com - 24/11/2017, 12:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Pernah melihat ubur-ubur? Atau mungkin pernah tersengat ubur-ubur?

Ubur-ubur laut Atlantik atau disebut juga jelatang laut, paling banyak ditemui di sepanjang Pantai Timur AS, khususnya di Chesapeake Bay dan Rehoboth Bay.

Dalam kelompok yang besar, ubur-ubur ini sangat sering menyengat perenang.

Nah, hampir selama 175 tahun, manusia mengasumsikan ubur-ubur sebagai spesies tunggal.

Barulah tahun ini hal itu dipatahkan. Profesor Patrick Gaffney dari University of Delaware dan rekannya Keith Bayha, dari Smithsonian's National Museum of Natural History, menemukan bahwa ada dua jenis ubur-ubur yang berbeda.

Untuk membuktikan hal itu, mereka telah melakukan uji coba dengan teknik sekuensing (perunutan) DNA.

Baca Juga: Ribuan Ubur-ubur "Mengungsi" ke Pantai, Ada Apa?

"Dalam kasus ubur-ubur yang sudah dikenal berabad-abad (hanya satu jenis), Keith (Bayha) membuktikan dengan perunutan DNA bahwa ada dua kelompok ubur-ubur," kata Gaffney seperti dikutip Physorg, Selasa (21/11/2017).

Satu kelompok ubur-ubur yang berbasis di laut memiliki 40 persen tentakel lebih banyak dibandingkan dengan spesies ubur-ubur teluk.

Ubur-ubur laut juga mempunyai bagian kepala yang lebih besar dengan panjang tentakel yang lebih pendek daripada spesies ubur-ubur teluk.

Spesies ubur-ubur laut dikenal sebagai jelatang laut 'sea nettle' atau Chrysaora quinquecirrha. Sedangkan spesies ubur-ubur teluk dikenal dengan jelatang teluk 'bay nettle' atau Chrysaora chesapeakei.

Baca Juga: Meski Tidak Punya Otak, Ubur-ubur Ternyata Juga Butuh Tidur

Spesies yang dianggap baru adalah jelatang teluk. Spesies ini ditemukan di perairan kurang asin seperti muara di teluk Chesapeake.

Menurut Gaffney, ditemukannya dua spesies ubur-ubur yang berbeda membantu untuk menjelaskan mengapa faktor-faktor yang mempegaruhi perkembangan ubur-ubur sulit dimengerti.

Penemuan ini mungkin juga menjadi kabar baik untuk tiram timur yang ditemukan di Atlantik dan teluk Coast dan paling banyak dikonsumi.

Itu karena ubur-ubur jelantang teluk memakan comb jellies tak berbahaya yang disebut
Mnemiopsis. Makhluk itu adalah predator predator utama tiram.

Jika jelatang teluk bisa memakan banyak Mnemiopsis, maka tiram timur juga memiliki kesempatan bertahan hidup lebih lama.

Baca Juga: Terungkap, Ada Ubur-ubur Mirip UFO yang Mendiami Samudera Pasifik

Menariknya, para peneliti menunjukkan bahwa jelatang teluk terlihat mirip dengan ubur-ubur yang ditemukan di daerah pesisir Irlandia, Argentina, dan Afrika.

Menurut Bayha, lumrah jika tidak ada orang yang menyadari perbedaan jelatang teluk dan laut sebelumnya.

"Bukannya saya melakukan sesuatu yang berbeda, hanya saja tidak ada orang yang mengamatinya dalam waktu yang lama," kata Bayha.

"Ubur-ubur adalah makhluk yang tidak diperhatikan orang karena mereka hanya terlihat sekejap. Mereka datang dan pergi sehingga sulit untuk dipelajari dan mereka tidak memiliki bagian keras seperti kerang di pantai," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau