Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Ciptakan Alat Peramal Banjir, Begini Cara Kerjanya

Kompas.com - 16/11/2017, 21:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

Sumber BBC.com

KOMPAS.com -- Tidak bisa dimungkiri, perubahan iklim adalah masalah terbesar manusia pada saat ini. Selain menyebabkan berbagai fenomena cuaca yang menghancurkan, suhu yang terus meningkat juga mencairkan lapisan es di kutub.

Namun tahukah Anda, apa yang akan terjadi bila lapisan es di Greenland dan Antartika mencair? Kota mana saja yang akan tenggelam karena banjir?

Baru-baru ini, NASA mengumumkan penemuan terbarunya, yakni alat peramal banjir bila es mencair.

Para ilmuwan di Laboratorium Propulsi Jet NASA di California menjelaskan bahwa alat tersebut akan memberi gambaran umum tentang kondisi lapisan gletser dan lapisan es yang penting untuk kota Anda.

Baca juga: Titik Arus Panas di Antartika Terdeteksi Ilmuwan, Apa Dampaknya?

Penelitian yang dimuat di Science Advances tersebut cukup mendapat perhatian besar karena memberikan pandangan baru untuk para pelaksana negara yang mengambil kebijakan publik.

Salah satu ilmuwan senior dari NASA, Dr Erik Ivins, yang dikutip oleh BBC, Kamis (16/11/2017), mengatakan, saat ini kota-kota dan negara-negara berusaha membangun rencana untuk mengurangi banjir, mereka harus berpikir 100 tahun ke depan dan mereka ingin menilai risiko dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh perusahaan asuransi.

"Alat baru ini memberi jalan bagi mereka untuk mengetahui lapisan es mana yang rawan mencair dan menenggelamkan kota mereka," imbuhnya.

Mekanisme alat

Seorang ilmuwan lainnya, Dr Eric Larour, berkata bahwa ada tiga hal kunci untuk mengetahui pola perubahaan permukaan air laut di seluruh dunia, yang digunakan dalam alat ini.

Baca jugaMenurut Hasil Studi, Jakarta Bakal Terancam Banjir Besar pada 2060

Salah satunya adalah gravitasi. "Lapisan es ini adalah massa besar yang memiliki daya tarik di laut. Saat es menyusut, daya tarik itu berkurang - dan laut akan menjauh dari massa itu," kata Larour.

Dengan tidak adanya lapisan es yang menekan, tanah yang sebelumnya berada di bawah lapisan es akan mengembang ke atas.

Pengaruh ketiga adalah rotasi bumi.

"Anda bisa membayangkan bumi seperti gasing. Saat berputar-putar, ia juga bergerak ke kiri dan kanan sehingga massa yang ada di permukaannya juga ikut berubah. Pola ini mendistribusikan ulang air di sekitar bumi," katanya.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Antartika Hijau Lagi seperti Zaman Purba

Dengan menggunakan ketiga faktor di atas, para peneliti NASA membangun alat yang akan meramalkan banjir di berbagai kota.

Berikut adalah alat peramal banjir yang dikembangkan oleh NASA: https://vesl.jpl.nasa.gov/research/sea-level/slr-gfm/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau