Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Arus Panas di Antartika Terdeteksi Ilmuwan, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 15/11/2017, 17:07 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com- Lapisan es di kutub bumi mulai meleleh dan permukaan laut di bumi mulai naik. Apakah hanya perubahan iklim yang menjadi sebabnya? Bisa jadi jawabannya tidak.

Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan arus panas bumi yang mulai terdeteksi di sejumlah titik di Antartika, Si Benua Putih. Akibatnya, lapisan di wilayah tersebut mulai terkikis dan membuat permukaan air laut sedikit demi sedikit mengalami kenaikan.

British Antartic Survey (BAS) menunjukkan peta terbaru tentang sejumlah titik arus panas bumi di benua tersebut. Laporan ini dimuat dalam jurnal Geophysical Research Letters.

Seperti dikutip di BBC pada Senin (13/11/2017), BAS menemukan bahwa arus panas terdeteksi lebih tinggi di dasar wilayah laut Antartika Barat dibandingkan dengan Antartika Timur. Oleh karena itu, saat ini banyak es di benua tersebut yang meleleh di wilayah barat.

Baca juga : Bukan Lelucon, Ada Magma Panas di Bawah Antartika

Para peneliti tersebut mengatakan, penting untuk memahami panas yang berasal dari dalam bumi dan kondisi yang mengendalikan dinamika dasar lapisan es, serta penyebab arus es. Hal tersebut dinyatakan oleh Yasmina Martos yang saat ini berafiliasi dengan badan antariksa Amerika Serikat.

"Jika aliran panas ini tinggi, dasar es bisa mencair dan menghasilkan air yang berperan sebagai sebuah saput (lapisan es) yang meluncur," ungkap Martos dikutip dari BBC, Senin (13/11/2017).

"Meski hanya sedikit es yang mencair di dasar laut, tetapi itu sudah membuat lapisan es lebih mudah bergeser. Kami juga mengidentifikasi daerah dengan arus panas yang rendah, dan itu akan membantu menstabilkan lapisan es," lanjutnya.

Pengukuran suhu di dasar benua Antartika mustahil dilakukan dengan pengeboran es. Oleh karena itu, BAS melakukan pengukuran panas bumi dengan menggunakan alat berdaya tarik magnet. Alat ini bisa dirasakan oleh instrumen yang diterbangkan melintasi lapisan es. Kemudian, peneliti akan melakukan penghitungan yang cermat.

Peneliti sudah menegtahui bahwa pada suhu 580 derajat celsius, mineral panas kehilangan daya tarik magnetnya. Dari hal tersebut, mereka dapat memperkirakan lokasi aliran panas bumi di Antartika.

Ada perbedaan karakter antara Antartika Barat dan Timur berbeda. Wilayah timur merupakan potongan raksasa dari kerak benua tua dan dingin. Lalu, wilayah barat merupakan hasil dari pecahan di Era Cretaceous atau periode Kapur 100 juta tahun yang lalu.

"Pecahan ini telah menipiskan kerak bumi dan membawa panas bumi, dari ratusan kilometer di bawah kerak bumi ke sekitar 100 km dari permukaan kerak bumi. Hal ini menjawab pertanyaan geologi tentang Antartika Barat, wilayah yang terdapat gunung berapi," kata Tom Jordan, seorang ahli geologi dari University of Southern California yang terlibat penelitian ini.

Baca juga: Dunia yang Tersembunyi Terungkap setelah Gunung Es Antartika Pisah

Peta panas antartikaBAS Peta panas antartika

Kemudian, salah satu kemajuan besar dalam ilmu Benua Putih yang terakhir adalah pengakuan tentang keberadaan jaringan "sungai" air bawah tanah yang sangat luas di bawah lapisan es. Sungai tersebut mengisi danau dengan air yang kemudian diledakkan secara berkala (geiser). Satelit merekam bagaimana lapisan es bergerak dan mengembang saat itu terjadi.

Salah satu proyek penelitian yang akan melihat manfaat langsung dari data peta adalah pencarian untuk mengebor es tertua di benua ini. Banyak negara berlomba-lomba mencari data dari inti bahan beku yang berisi catatan iklim yang terjadi pada 1,5 juta tahun lalu.

"Sangat menggembirakan melihat implikasi yang dimiliki peta panas baru ini bagi banyak komunitas, termasuk generasi baru model lapisan es dan permukaan laut," kata Martos.

"Saya sangat senang kita menyumbangkan aspek penting dengan detail yang belum pernah ada sebelumnya. Panas dari dalam bumi telah banyak menceritakan tentang bagaimana es berperilaku," tutupnya.

Baca juga: Lautan Es Berubah, Beruang Kutub Semakin Terancam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau