Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2017, 20:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com -- Pernahkah Anda merasa mengantuk ketika mendengar suara air, seperti rintik-rintik hujan atau deburan ombak? Jika jawabannya ya, Anda tidak perlu khawatir.

Hal ini rupanya terjadi pada semua orang, dan menurut sains, penyebabnya adalah cara otak menafsirkan suara yang didengar.

"Suara-suara yang lamban dan teratur adalah jenis suara yang tidak mengancam. Itulah mengapa jenis suara seperti ini menenangkan," kata Orfeu Buxton, profesor kesehatan biobehavioral dari Universitas Pennsylvania, seperti dilansir dari Live Science, rabu (9/11/2017).

Bandingkan suara ombak dan hujan dengan suara alarm atau dering telepon. Kedua suara tersebut justru menimbulkan kekhawatiran, dan bila terdengar pada malam hari bisa membuat Anda susah tidur.

BACA: Sudah Tidur Cukup, tetapi Kok Masih Mengantuk?

Walau begitu, Buxton berkata bahwa ada yang lebih penting dari volume suara, yakni bagaimana karakter suara dapat memicu sistem kewaspadaan yang membuat otak mengantuk.

"Jenis kebisingan suara menentukan apakah Anda akan terbangun atau tidak, karena tergantung tingkatannya, suara akan diproses berbeda oleh otak," ujar Buxton.

Dalam sebuah penelitian yang dilaksanakan di lingkungan rumah sakit, Buxton mencatat bahwa kemungkinan alarm rumah sakit yang bervolume rendah (sekitar 40 desibel) untuk membangunkan peserta penelitian dari tidur dangkal mencapai 90 persen. Suara alarm bahkan bisa memangkas waktu tidur peserta hingga separuh.

Sebaliknya, suara helikopter dan lalu lintas yang mencapai 70 desibel tidak membangunkan peserta seperti suara alarm, dering telepon, atau bahkan percakapan di tempat sepi.

Hal ini, kata Buxton, menunjukkan bahwa manusia telah terprogam secara biologis untuk menanggapi suara yang terdengar tiba-tiba.

"Kita memang mamalia, tapi secara spesifik cenderung primata. Primata otomatis akan memperingatkan kelompoknya jika mendengar ancaman. Atau dalam kasus manusia primitif yang hidup berkelompok di alam liar, akan berteriak jika ada anggotanya yang diterkam," kata Buxon.

Alasan yang sama juga dapat digunakan untuk menjelaskan efek alarm dan suara ombak bagi otak. Bila suara alarm muncul tiba-tiba di tengah keheningan, suara ombak yang mungkin sama kerasnya memiliki interval yang teratur dan perubahan intensitas yang halus.

BACA: Hati-hati, Penyakit Langganan pada Musim Hujan

Selain itu, Buxton juga berkata bahwa pada volume yang tergolong keras, suara-suara yang tidak mengancam, seperti bunyi hujan dan ombak, justru dapat mengaburkan suara-suara lain yang terdengar mengancam dan dapat menganggu tidur Anda.

Oleh karena itu, tidak heran bila selama beberapa dekade terakhir, alat bantu tidur bertemakan air dalam bentuk aplikasi gawai, kaset, dan MP3 menjadi sangat populer.

"Aku sendiri adalah penggemar berat suara rintik-rintik hujan dan petir yang jauh. Aku benar-benar tidur nyenyak ketika mendengarnya," kata Buxton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau