KOMPAS.com - Pernahkah terbayang kemana perginya wahana antariksa yang sudah tak berfungsi dan tidak digunakan lagi?
Mereka juga akan 'dimakamkan'.
Sebuah area yang gelap, beku dan tak berpenghuni di lepas pantai Selandia Baru, Samudera Pasifik disiapkan sebagai rumah peristirahatan terakhir mereka.
Area itu merupakan pemakaman ilmiah paling eksklusif di dunia, menjadi tempat peristirahatan terakhir ratusan benda luar angkasa buatan manusia.
Setidaknya ada ribuan satelit dan serpihan puing yang mengorbit bumi. Saat misinya telah selesai, mereka menjadi sampah antariksa.
Meninggalkan sampah berupa benda logam besar seukuran mobil di orbit Bumi akan menjadi resiko tersendiri.
Bumi punya gravitasi pada setiap obyek yang mengelilinginya dan secara perlahan menyeret sampah-sampah antariksa mendekat.
Jika sampai jatuh menimpa pemukiman padat manusia, dampaknya tak terkira.
Beruntung, para ilmuwan rupanya sudah mengantisipasi terjadinya peristiwa tersebut.
Badan antariksa di seluruh dunia dengan hati-hati merencanakan masuknya kembali benda-benda besar ini. Mereka bahkan telah memilih tempat di Bumi di mana wahana antariksa ini dapat beristirahat dengan aman, jauh dari manusia.
Pemakaman wahana antariksa ini terdapat di sebuah tempat antah berantah. Kira-kira 300 mil dari pantai timur Selandia Baru, 200 mil sebelah utara Antartika, dan kedalaman 2,5 mil.
Di tempat inilah semua puing dan sisa wahana antariksa yang masuk ke Bumi akan jatuh.
Tempat terisolasi ini secara teknis disebut Oceanic Pole of Inaccessibilty atau titik di Bumi yang paling jauh dari daratan.
Lokasi ini dipilih karena alasan yang jelas, untuk menghindari adanya resiko jatuhnya korban yang terkena puing-puing.
Sejak tahun 1971, lebih dari 263 wahana antariksa yang telah jatuh di pemakaman ini. Dan jumlahnya terus bertambah.