Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2017, 13:25 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com – Seperti manusia, matahari juga bisa bersin. Jika bersin manusia bisa menyebarkan bakteri, bersin matahari bakal bisa membuat sebuah kota mati.

Saat bersin, matahari menyemburkan massa korona. Peristiwa itu merupakan ledakan kuat flux magnetik dan berisi gas dari bintik-binting aktif di permukaan matahari.

Mulanya, para peneliti memduga semburan korona berbetuk serupa aliran gelembung tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa itu salah.

"Sampai saat ini, diduga semburan massa korona bergerak seperti gelembung ruang angkasa dan respon dari objek tunggal,” kata Mathew Owen dari University of Reading, pimpinan peneliti.

“Tapi kami menemukan, semburan itu lebih mirip awan debu atau bersin, terdiri dari paket plasma yang bergerak sendiri-sendiri," imbuhnya seperti dikutip Science Alert, Minggu (2/7/2017).

Semburan massa korona menyebar dengan cepat di ruang angkasa dengan kecepatan hingga 2000 km per detik. Dengan kecepatan itu, massa korona dapat mencapai Bumi dalam satu hingga tiga jam.

Semburan tersebut dapat berlangsung terjadi selama setiap beberapa jam saat aktivitas matahari berada di puncaknya.

Jika sampai ke Bumi, massa korona bisa mendorong perubahan cuaca, memicu badai geomagnetik yang dapat merusak memadamkan listrik, jaringan komunikasi, dan meningkatkan paparan radasi. Sebuah kota bisa mati.

Manusia harus mempersiapkan kemungkinan terburuk jika semburan massa korona itu menghantam bumi. Salah satu persiapannya adalah dengan memahami massa korona itu sendiri.

Owen dalam penelitiannya berhasil mengungkap bahwa massa korona mengembang dan semakin chaos ketika mendekati bumi.

Massa korona mengembang lebih cepat daripada informasi yang dibawanya. Ini menunjukkan, sebagian dari massa korona yang berinteraksi dengan gaya di luarnya.

Lontaran massa korona lebih terkait dengan angin matahari daripada yang diperkirakan sebelumnya, membuatnya lebih sulit untuk melacak sebelumnya.

“Ini artinya bahwa mencoba memprediksi bentuk dan pergerakan lontaran massa korona saat melalui angin matahari menjadi sangat tidak mungkin,” kata Owen.

“Oleh karena itu, jika kita ingin melindungi diri kita dari erupsi matahari, kita harus lebih memhami tentang angi matahari.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau