Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Tersembunyi dari Pemberian Susu dengan Dot pada Anak

Kompas.com - 06/09/2017, 20:39 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com - Memberikan susu formula atau bahkan ASI dengan botol minum alias dot mungkin sudah biasa bagi banyak orang tua Indonesia. Saking biasanya, orang tua tak sadar risiko tersembunyi dari cara tersebut.

Prof. drg. Anton Rahardjo, Ph.D, guru besar Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia mengatakan, pemberian susu dengan dot berpotensi memicu lubang gigi yang akan mempengaruhi masa depan anak.

"Sebab bila anak ngedot itu kan diemut, akibatnya anak kontak dengan susu lebih lama dibandingkan dengan gelas atau sedotan," kata Anton.

Dampak bisa lebih parah jika susu yang diberikan adalah susu formula. Sebabnya, susu formula mengandung lebih banyak gula.

Kebiasaan memberikan dot saat bayi akan tertidur juga meningkatkan risiko gigi berlubang. Kontak antara susu dengan gigi akan lebih lama lagi.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Lubang Gigi, Akibatnya Lebih Besar dari Dugaan

Ketika susu kontak dengan gigi, maka akan ada akumulasi gula di mulut. Ini akan memicu aktivitas bakteri yang bakal membuat mulut lebih asam.

Sebenarnya, mulut punya ludah yang berfungsi menetralisir lingkungan. Namun, fungsi ludah jadi kurang maksimal jika kontak gula dengan gigi sangat lama.

Lingkungan mulut yang asam akan memicu demineralisasi. Kalsium fosfat yang merupakan komponen gigi akan larut.

"Lubang gigi terjadi karena waktu demineralisasinya terlalu lama," kata Anton dalam pengukuhannya sebagai guru besar," Rabu (6/9/2017) di Depok.

Anton menyarankan, orang tua agar hati-hati dalam memberikan dot. Jangan menggunakannya saat anak akan tidur.

Dia juga menyarankan orang tua untuk melatih anak memakai gelas sedini mungkin. "Boleh pakai dot tapi sampai 1 - 1 ½ tahun, ganti pelan-pelan, anaknya diajarkan menggunakan gelas," katanya.

Lubang gigi bisa menyebabkan kurangnya asupan nutrisi, gangguan psikologi jika disertai rasa sakit, serta penurunan prestasi belajar.

Baca Juga: Jangan Anggap Semua Luka di Mulut adalah Sariawan, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau