Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Anggap Semua Luka di Mulut adalah Sariawan, Ini Alasannya

Kompas.com - 24/08/2017, 18:30 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.comSariawan mungkin menjadi penyakit yang paling umum dirasakan setiap orang. Kadang, kita menganggap itu penyakit kecil, bisa disembuhkan dengan vitamin C.

Namun, jangan sepelekan sariawan yang muncul cukup lama.Jangan pula menganggap semua luka di mulut vadalah sariawan.

Dokter spesialis penyakit gigi dan mulut, Dr. drg. Febrina Rahmayanto, Sp. PM mengatakan, dalam dunia medis, sariawan disebut dengan Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR).

SAR ditandai dengan timbulnya ulser atau tukak berwarna putih. Berbentuk bulat atau oval, ulser bisa berada di pipi bagian dalam, dasar mulut, dan tepi lidah.

Ulser yang timbul bisa satu atau lebih. Ukurannya sekitar 1 cm.

Baca Juga: Mengenal Kanker Lidah yang Merenggut Nyawa Andre Kurnia Farid

Penyebab pasti dari SAR sendiri belum diketahui hingga kini. Namun, tedapat beberapa hal yang diduga dapat menyebabkan SAR.

“Faktor penyebabnya masih unknown. Ada beberapa faktor disposisi, tergigit, iritasi, dan faktor genetik,” kata Febrina di Jakarta, Kamis (24/8/2017).

Febrina mengatakan, bila tanpa nyeri, SAR akan sembuh dalam waktu 7-14 hari. Durasinya bisa bertambah bila imunitas seseorang menurun.

Yang disayangkan, bagi masyarakat umum, semua gangguan yang terjadi di rongga mulut kerap disebut dengan sariawan.

Padahal, terdapat lebih dari 100 penyakit yang bisa muncul dalam rongga mulut, termasuk diantaranya infeksi yang disebabkan jamur.

Baca Juga: Kanker Lidah dan Mulut, seperti Apa Wujud Gejala Awalnya?

Bila ulserasi menetap dan tidak sembuh dalam waktu 3-4 minggu, kondisi itu menjadi salah satu faktor risiko kanker mulut. Untuk itu, meski kecil, bagaimanapun tidak dapat disepelekan.

“Makanya kita mesti melihat apakah ini SAR atau ada perubahan lain. Kanker oral juga bisa penonjolan, peninggian atau tumor,” kata Febrina.

Menurut Febrina, untuk memastikan terjadinya penyakit lain seperti kanker mulut, diperlukan pemeriksaan lanjutan. Biopsi, kata dia, merupakan golden standart dalam mendiagnosis potensi kanker mulut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau