Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hewan-hewan Tertangguh yang Menaklukkan Suhu Terpanas di Bumi

Kompas.com - 07/08/2017, 21:19 WIB

KOMPAS.com - Ketika kita merasa kepanasan di dalam rumah, menyalakan AC adalah jalan terbaik untuk mendinginkan tubuh. Namun, bagaimana dengan hewan di luar sana?

Berbeda dengan manusia, hewan tidak dapat “mengelak” dari cuaca yang sedang mendera. Namun, beberapa hewan memiliki ketangguhan lyang uar biasa, di mana mereka dapat bertahan hidup, bahkan tumbuh dan berkembang di tempat yang panas.

Berikut lima hewan "tangguh" yang hidup di beberapa tempat terpanas di Bumi.

Pupfish

Banyak spesies pupfish—ikan kecil yang ditemukan di perairan tawar atau payau—yang ditemukan di Amerika dan Karibia dapat bertahan hidup dan mudah beradaptasi. “Jika Anda memberi mereka air segar atau air asin, mereka akan tetap baik-baik saja,” ujar Evan Carson, seorang ahli biologi di University of New Mexico.

Carson mengatakan, beberapa pupfish dapat dianggap extremophiles, yaitu hewan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kondisi ekstrem. Pupfish Ash Meadows Amaragosa menyukai hawa panas yang ada di Death Valley National Park, di mana mata air bisa mencapai 100 derajat Fahrenheit. Namun, itu bukanlah seberapa jika dibandingkan dengan sumber air panas di Gurun Chihuahua Meksiko.

Sumber air panas El Pandeño, misalnya, adalah rumah bagi pupfish Julimes, yang memiliki air bersuhu 114 derajat Fahrenheit. Sementara itu, pupfish kepala besar hidup di Baños de San Diego bersuhu 111 Fahrenheit.

Baca Juga: Jutaan Makhluk Misterius Bermunculan di Lautan, Ilmuwan Pun Bingung

Keledai Liar

Suhu di Dallol—daerah beruap di utara Ethiopia—sering mencapai 120 derajat Fahreheit di musim panas, dengan rata-rata sekitar 93 derajat. Di daerah ini, sekitar 400 orang Somalia maupun Afrika terancam punah, sedangkan keledai yang disebut dibokali justru berhasil bertahan hidup di sana.

Keledai-keledai tersebut mengalahkan panas dengan metabolisme yang fleksibel, telinga yang lebar dan suka bergerak-gerak, cara berjalan yang efisien, dan kemampuan minum banyak air dengan cepat.

Karakteristik tersebut membantu keledai agar tidak membutuhkan lebih banyak air layaknya hewan ternak, seperti domba dan kambing, menurut Fiona Marshall—antropolog di Washington University, St. Louis—melalui email.

Rubah Rüppell

Salah satu tempat terpanas di Bumi adalah Lut Desert di Iran. Pada tahun 2005, NASA mencatat suhu Lut sebesar 159,3 Fahrenheit—suhu permukaan tertinggi sepanjang sejarah.

Namun, satu hewan ini telah berevolusi untuk menaklukkan ganasnya panas Lut. Rubah Rüppell mampu mengatasi panasnya pasir Iran dengan menghemat air yang di dalam tubuh.

Mereka berburu mangsa dengan tenang pada malam hari dan menghindari kehilangan kelembaban yang berharga bagi mereka. Dengan cara tenang itulah, mereka mampu menghemat air yang didapat dari tubuh mangsanya tersebut.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau