KOMPAS.com -- Sebuah asteroid seukuran pesawat nyaris menabrak bumi pada tanggal 20 Juli 2017, dan para astronom baru mengetahuinya tiga hari setelah kejadian tersebut berlalu.
Asteroid yang kini dinamai 2017 OO1 tersebut sedang mengorbit ketika berpapasan dengan bumi. Pada titik terdekatnya, jarak antara 2017 001 dengan bumi hanya sepertiga jarak bulan ke bumi, yakni sekitar 123.031 kilometer.
Menurut para astronom di Hawaii yang pertama kali menemukannya pada tanggal 23 Juli 2017 saat menggunakan teleskop ATLAS-MLO, 2017 OO1 berukuran sekitar 37 hingga 77 meter.
(Baca juga: Waspada, Risiko Serangan Asteroid ke Bumi Meningkat)
Ukuran tersebut tiga kali lipat dari meteor yang menyerang kota Chelyabinsk, Rusia pada tahun 2013. Dalam fenomena tersebut, meteor berukuran 20 meter membuat ratusan orang terluka karena pecahan kaca akibat gelombang kejut.
Sebenarnya, mendeteksi asteroid di sekitar bumi bukanlah sesuatu yang mustahil. Untuk tahun 2017 saja, para astronom telah berhasil mendeteksi 10 asteroid sebelum mereka mendekat ke bumi.
Para astronom bahkan telah mengantisipasi kembalinya asteroid 2012 TC4 yang akan melewati bumi dengan jarak dua kali lipat lebih dekat dari 2017 OO1 pada Oktober mendatang.
(Baca juga: Inilah yang Harus Anda Lakukan Jika Asteroid Jatuh ke Bumi)
Namun, menurut Eddie Irizarry, Duta Tata Surya NASA, asteroid seukuran pesawat ini sangat gelap dan tidak memantulkan cahaya sehingga lebih sulit untuk dideteksi.
Selain itu, luar angkasa terlalu luas dan bumi dikelilingi oleh ribuan asteroid. Walaupun mayoritas dari mereka telah dideteksi dan dimonitor, tampaknya jumlah mereka masih terlalu banyak untuk ditangkap seluruhnya oleh mata manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.