Muhammad Rayhan, astronom amatir dan salah satu pembina Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ) beruntung sebab dapat mengabadikan komet bernama asli C/2014 Q2 tersebut pada Rabu (7/1/2015) yang lalu.
"Saat itu memang cuaca lebih cerah," katanya kepada Kompas.com, Minggu (11/1/2015). Ia memulai pengamatan malam hari dan berhasil membidik Lovejoy sekitar pukul 01.00 WIB dini Rabu lalu.
Saat dibidik, Lovejoy tengah berada di konstelasi Eridanus. Komet itu tampak dengan magnitudo 6,04. Magnitudo menyatakan kecerlangan benda langit, makin kecil nilainya, makin terang. Magnituo 6 adalah batas sebuah benda langit bisa dilihat mata telanjang.
Rabu lalu, Lovejoy juga sedang berada pada titik terdekat dengan Bumi. Jaraknya dengan planet kita sekitar 70 juta kilometer. Lovejoy akan mencapai titik terdekat dengan Matahari pada 30 Januari 2014 mendatang.
Untuk mengabadikan, Rayhan mengatakan, "cuma pakai kamera biasa." Ia menggunakan Nikon D5100 tanpa alat bantu tambahan seperti teleskop. Ia hanya menggunakan lensa panjang dan mengatur exposure lama.
Menurut Rayhan, siapa pun bisa mengabadikan lovejoy asal cuaca dan lingkungan mendukung. Modalnya cukup kamera DSLR. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengatur kamera sehingga bekerja dengan fokus manual, diafragma lebar, dan exposure lama.
Minggu ini adalah saat terbaik untuk mengamati dan mengabadikan Lovejoy. Lovejoy akan berada di rasi Taurus. Untuk mengetahui rasi Taurus, bisa menggunakan aplikasi astronomi seperti Stellarium dan Google Sky Map.
Komet Lovejoy ditemukan astronom amatir Australia, Tery Lovejoy, pada 17 Agustus 2014 lewat pengamatan dengan teleskop 0,2 meter Schmidt–Cassegrain. Lovejoy punya nama asli C/2014 Q2, tetapi lebih sering disebut Lovejoy, sesuai nama penemunya.
Terry Lovejoy sendiri sudah menemukan lima komet, salah satunya C/2011 W3, yang juga disebut komet Lovejoy. Penampakan C/2014 Q2 Lovejoy adalah fenomena sekali seumur hidup. Setelah saat ini, komet itu baru akan tampak 8.000 tahun lagi. Jangan lewatkan!