Saksikan Fenomena Sekali Seumur Hidup, Komet Lovejoy Melintasi Indonesia

Kompas.com - 11/01/2015, 17:47 WIB

KOMPAS.com — Fenomena langit mengagumkan yang hanya terjadi sekali seumur hidup kembali bisa disaksikan warga Indonesia. Komet C/2014 Q2 Lovejoy akan melintasi langit Tanah Air dan mencapai kecerlangan maksimum pada bulan Januari ini. Hal itu bisa dilihat dari seluruh Indonesia.

Kepala Observatorium Bosscha, Mahasena Putra, mengungkapkan, komet Lovejoy adalah komet yang ditemukan oleh astronom amatir asal Australia, Terry Lovejoy, pada 17 Agustus 2014 dengan bantuan teleskop 0,2 meter Schmidt–Cassegrain.

Komet itu sejatinya bernama C/2014 Q2, tetapi kemudian lebih sering disebut dengan istilah komet Lovejoy, sesuai dengan penemunya. C/2014 Q2 sendiri merupakan komet kelima yang ditemukan oleh Terry Lovejoy sehingga bukan komet pertama yang disebut Lovejoy.

Seperti banyak komet, Mahasena menjelaskan bahwa Lovejoy berasal dari Awan Oort, gudang komet di tepian Tata Surya. "Karena ada gangguan, lalu ada komet yang keluar dan masuk ke bagian dalam Tata Surya," kata Mahasena.

Penampakan komet Lovejoy bisa dikatakan sebagai fenomena sekali seumur hidup karena hanya terjadi satu kali dalam kurun waktu ribuan tahun. Setelah penampakan tahun ini, Lovejoy baru akan tampak 8.000 tahun kemudian.

Muhammad Rayhan, astronom amatir dan salah satu pembina Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ), mengungkapkan, Minggu (11/1/2015) adalah waktu terbaik untuk mengamati komet itu. "Karena Lovejoy akan mencapai puncak kercelangannya malam ini," katanya.

Lovejoy akan tampak dengan magnitudo 6. Magnitudo menyatakan kecerlangan benda langit, semakin kecil nilainya, maka benda langit akan tampak semakin terang. Planet-planet yang bisa terlihat dengan mata telanjang biasanya memiliki nilai magnitudo negatif.

Menurut Rayhan, magnitudo 6 merupakan batas benda langit bisa dilihat dengan mata telanjang. Jadi, secara teoritis komet Lovejoy bisa dilihat tanpa alat bantu seperti binokuler dan teleskop.

"Dengan catatan langit harus cerah, bebas dari awan dan polusi cahaya," jelas Rayhan saat dihubungi hari ini. Dengan syarat itu, maka warga kota besar seperti Jakarta sulit untuk mengamati komet Lovejoy tanpa alat bantu.

Meski demikian, tak perlu putus asa. Untuk bisa mengamati Lovejoy, hanya perlu peralatan sederhana. Publik bisa memanfaatkan binokuler ataupun kamera DSLR. Untuk kamera, cukup melakukan pengaturan diafragma lebar, exposure lama, dan fokus manual.

Untuk malam ini hingga lima hari ke depan, Lovejoy akan tampak di rasi Taurus. "Rasi Taurus akan terbit awal malam (tepat setelah senja). Posisinya di atas kepala, agak ke utara," kata Rayhan.

Lovejoy akan tampak sepanjang malam sebagai obyek berwarna hijau. Bila malam ini terlewat, publik masih berpotensi menyaksikannya dengan mata telanjang hingga lima hari ke depan dan dengan alat bantu seperti binokuler sepanjang Januari. Jangan lewatkan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau