Benarkah Perubahan Iklim Berhenti Sementara?

Kompas.com - 21/10/2014, 20:31 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com - Benarkah perubahan iklim berhenti untuk sementara? Data Badan Administrasi Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (NOAA) mengindikasikan tidak.

NOAA mencatat bahwa tahun demi tahun, rekor bulan terpanas dan tahun terpanas sejak 1880 terus terjadi. Ini menjadi bukti bahwa pemanasan global tidak berhenti sementara.

Tahun-tahun terpanas antara lain adalah 1995, 1997, 1998, 2005, dan 2010. Sementara, bulan terpanas antara lain November 2013 serta Mei, Juli, dan Agustus 2014.

Bumi belum mencetak rekor bulan terdingin sejak Desember 1916. Namun, bulan dengan suhu melampaui rekor selalu terjadi sejak 1997.

NOAA pada Senin (20/10/2014) menyatakan, September 2014 menjadi September terpanas dalam 135 tahun. Suhu global rata-rata adalah 15,72 derajat Celsius.

Sementara, tahun 2014 bersama 1998 telah menjadi tahun dengan sembilan bulan pertama terpanas yang pernah tercatat.

Pada tahun 1998, panas disebabkan oleh adanya El Nino kuat. Pada tiga bulan terakhir pada tahun tersebut, suhu lebih rendah karena El Nino berakhir.

Sementara, tahun 2014, NOAA menyatakan bahwa El Nino belum datang namun suhu sudah tinggi. Prediksi NOAA, El Nino mungkin datang akhir tahun dan membuat suhu lebih tinggi.

Dengan data yang tersedia tahun ini, Jessica Blunden, pakar iklim NOAA, mengatakan bahwa "sangat mungkin" tahun 2014 mencetak rekor sebagai tahun terpanas.

Donald Wuebbles, pakar iklim dari University of Illinois, mengatakan, data-data itu menunjukkan bahwa perubahan iklim nyata dan tidak berhenti sementara.

"Ini adalah salah satu indikator bahwa perubahan iklim tidak berhenti dan terus menjadi isu penting yang dihadapi manusia," kata Wuebbles seperti dikutip AP, Senin.

Wuebbles mengatakan, selama ini ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa perubahan iklim berhenti sementara. Namun, menurut Wuebbles, semua data NOAA membantahnya.

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau