Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baterai dari Lumpur

Kompas.com - 10/08/2012, 03:42 WIB

Sonya Hellen Sinombor

Lumpur panas yang menyembur di wilayah konsesi PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur, yang selama ini menjadi sumber bencana, bisa menjadi barang bermanfaat. Aji Christian Bani Adam, mahasiswa Universitas Negeri Semarang, bersama tiga kawannya mengolah lumpur menjadi baterai ukuran AA.

Karya yang disebut Lusi dry cell battery ini meraih juara kedua pada kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012 yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi di Graha Widya Puspiptek, Serpong, Tangerang, 9-21 Juli 2012.

Dalam kompetisi itu, Aji dan kawan-kawan mempresentasikan proposal ”Lusimart Usaha Pemasaran Lusi Dry Cell Battery Berbahan Dasar Solid Brown Electrolyte Mix Lumpur Lapindo Sidoarjo”.

Ide menciptakan baterai dari lumpur berawal dari keprihatinan Aji bersama Umarudin (keduanya dari Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam), Yoga Pratama (Fakultas Ilmu Keolahragaan), dan Oki Prisnawan Dani (Fakultas Ekonomi) terkait luapan lumpur panas akibat pengeboran gas PT Lapindo Brantas di Kelurahan Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, tahun 2006. Hal itu menimbulkan kerugian besar dan penderitaan masyarakat.

”Kami menawarkan solusi dengan memanfaatkan lumpur sebagai bahan baku pembuatan sel kering elektrolit pada baterai,” kata Aji, Senin (6/8) di Semarang, menjelang keberangkatan ke Bandung untuk menghadiri acara Hari Kebangkitan Teknologi Ke-17 sekaligus menerima piala dan hadiah dari Kemenristek atas karya mereka.

Untuk mengingatkan

Nama Lusi pada baterai itu diambil dari kata lumpur Sidoarjo. Hal itu untuk mengingatkan orang terhadap asal bahan baterai itu. Mereka membuat baterai karena merupakan sumber energi paling praktis dan murah saat ini.

Bulan Januari lalu mereka mendatangi lokasi di Sidoarjo untuk mengambil contoh lumpur dalam bentuk encer, semi padat, dan padat. Para mahasiswa itu melakukan penelitian selama tujuh bulan.

”Lumpur yang menyembur dekat laut pasti mengandung garam. Setelah kami teliti, kadar garamnya 40 persen. Selain itu, ada beberapa logam untuk pembuatan baterai. Salah satunya, mangan (Mn) dengan kadar 67 persen. Logam ini berfungsi sebagai pengantar ion,” kata Aji.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com