Teknik Kontroversial Pembuatan Bayi dari 3 Orangtua Kandung Terungkap

Kompas.com - 05/04/2017, 16:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Tahun lalu, dunia dikejutkan dengan lahirnya seorang bayi laki-laki dengan tiga orangtua kandung.

Menggabungkan materi genetik dalam wujud DNA (asam deoksiribo nukleat) dari seorang ayah, ibu, dan ibu donor, Dr John Zhang di New Hope Fertility Center, New York, melakukan sebuah teknik kontroversial demi menyelamatkan bayi laki-laki tersebut dari penyakit bawaan Leigh Syndrome.

Namun, teknik tersebut memicu kritik dari ilmuwan-ilmuwan yang menganggapnya tidak beretika. Beberapa juga mempertanyakan cara dan kebenaran dari klaim Zhang.

Baca: Seorang Bayi Lahir dari Tiga Orangtua Kandung berkat Teknik Kontroversial

Menjawab keingintahuan dunia ilmiah, kini Zhang memberikan detail yang lebih lengkap mengenai pembuatan bayi tersebut dalam sebuah laporan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Reproductive Biomedicine Online pada tanggal 3 April 2017.

Dengan menukar mitokondria atau bagian sel yang berfungsi menghasilkan energi dari ibu dengan pendonor, teknik Zhang ini dapat menghentikan penurunan penyakit metabolik akibat mitokondria ibu yang rusak.

Zhang mengungkap, untuk memindahkan mitokondria tersebut dalam keadaan utuh, ia dan timnya memasukkan nukleus dari telur ibu dengan penyakit Leigh Syndrome ke telur pendonor yang sehat.

Nukleus dan telur tersebut kemudian digabungkan dengan getaran listrik dan difertilisasi menggunakan sperma ayah sebelum ditanamkan kembali ke dalam rahim ibu. Proses penggabungan cukup rumit, mencakup pembekuan dan pemanasan embrio.

Berkat keberhasilan Zhang kali tersebut, Human Fertilisation and Embryology Authority (HFEA) memberikan izin kepada Newcastle University untuk melakukan transfer mitokondria.

“Inilah dia. Akhirnya, kita telah berhasil melakukannya. Teknologi ini adalah adalah sesuatu yang luar biasa untuk umat manusia,” kata Zhang.

Permasalahan genetika

Walaupun demikian, banyak yang masih bertanya-tanya bila sisa mitokondria ibu dapat membuat mitokondria anak tidak berfungsi dengan baik.

Berdasarkan laporan Zhang, hanya dua persen dari DNA mitokondria pada urin anak yang berasal dari ibu. Akan tetapi, angka tersebut meningkat hingga sembilan persen ketika sampel diambil dari kulit penis yang dikhitan.

Para peneliti juga masih belum tahu bila hal tersebut dapat menyebabkan permasalahan kesehatan pada anak. Sebab, menurut penelitian pada tikus, pencampuran mitokondria dapat menimbulkan masalah neurologis hingga penyakit metabolik.

Hasil ini tentu tidak bisa disamakan dengan transfer mitokondria pada manusia. Seorang ilmuwan sel punca dari New York Stem Cell Foundation, Dietrich Egli, mengatakan, apapun yang kita pelajari dari manusia akan menjadi sesuatu yang benar-benar baru.

Sayangnya, kita mungkin tidak akan pernah tahu efek jangka panjang teknik ini pada bayi yang lahir pada bulan September tahun lalu di klinik Zhang. Sebab, orangtua dari bayi tersebut menolak pengujian mitokondria lebih lanjut bila tidak didasari oleh kebutuhan medis.

Baca Juga: Pertama Kali, Ilmuwan Ciptakan Embrio Campuran Babi dan Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau