"Yang sudah tersedia saat ini ada 20 unit estensometer dan tilt," Ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, Rabu (18/12/2014) malam. Dia mengatakan ke-20 alat deteksi dini itu 10 di antaranya berasal dari Universitas Gadjah Mada dan 10 yang lain dari Badan Geologi Kementerian ESDM.
"Januari 2015 akan ada penambahan alat lagi. Jumlahnya 20 unit," imbuh Syamsul. Dia mengatakan, seluruh wilayah di Indonesia yang punya potensi bahaya tanah longsor akan dipasangi alat peringatan dini. Namun, ketersediaan dana untuk pengadaannya juga akan dicermati.
"Keinginan kita semua wilayah rawan longsor dipasang alat ini tapi kita lihat anggarannya. Selain itu juga butuh waktu tidak bisa cepat, karena membuatnya tidak mudah," kilah Syamsul. Menurut dia, pada tahap pertama pengadaan dan pemasangan alat ini, dana yang dipakai berasal dari BNPB. "Masih ada Rp 89 miliar," sebut dia.
Soal lokasi pemasangan, lanjut Syamsul, akan ditentukan dalam rapat di Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (19/12/2014). Banjarnegara dan kawasan Dieng di Wonosobo, akan menjadi lokasi awal pemasangan alat deteksi dini ini di Jawa Tengah, bersama kawasan selatan Jawa Barat.
Adapun dalam rapat tertutup bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY, sistem kerja estensometer dan tilt diperakan oleh perwakilan dari UGM di depan jajaran BNPB. Hadir pula dalam rapat itu, perwakilan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Geologi Kementerian ESDM, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.