"Sudah 14 abad dan masih tak bisa menentukan satu kalender (hari raya) yang sama?" ujar khatib shalat Id di masjid itu, Jimly Asshiddiqie, Sabtu pagi. Perbedaan pelaksanaan shalat Idul Adha ini tetap harus dihormati, kata dia, tetapi penyatuan kalender Islam pun harus tetap menjadi pemikiran.
"Al Azhar biasanya mengikuti ulul amri, pemerintah. Namun, untuk Idul Adha ini sulit kita ikuti karena kita semua tahu bahwa di Makkah sudah wukuf kemarin (Jumat, 3/10/2014)," papar anggota dewan pembina Masjid Agung Al Azhar ini. "Aneh kalau di Makkah dua hari lalu wukuf dan kita baru melaksanakan shalat sunnah Idul Adha," imbuh dia.
Menurut Jimly, cara penentuan kalender hari raya berupa rukyat dan hisab adalah semata cara dan bagian dari dakwah. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu pun berpendapat sekarang sudah banyak kemudahan untuk membuat satu panduan yang sama terkait ibadah dan keumatan ini.
Tak ada lagi persoalan jarak
"(Sekarang) generasi Samsung, Ipad, tidak seperti dulu. Kalau dunia Islam mau, gampang sekali menentukan kiblat (sebagai patokan penentu waktu)," kata Jimly. "Apa yang terjadi di sana, itulah cara penentuan kalender Islam," lanjut dia dalam khutbahnya.
"Mari kita mencatat ini sebagai pelajaran. Satu sisi mari bersatu dalam perbedaan, tetapi di sisi lain kita butuh persatuan. Kita mulai dari hal sepele, dari kalender. Jangan kalau mau bikin acara berantem karena beda tanggal," papar dia.
Selepas khutbah, Jimly menegaskan kembali bahwa pelaksanaan shalat Idul Adha di Masjid Agung Al Azhar ini merupakan hasil musyawarah para pengurus masjid. "(Kami) bukan NU (Nahdlatul Ulama), bukan Muhammadiyah," tegas dia.
Jimly menegaskan kiblat umat Islam itu masjidil haram dan Makkah. "Dan (wukuf) itu kemarin. Jarak (waktu di Makkah) dengan Indonesia hanya 6 jam. Ini harus jadi koreksi," tegas dia. "Dunia Islam harus berkiblat ke Kabah. Sekarang tak ada persoalan jarak, hanya berbeda jam."
Inisiasi OKI
Selisih waktu antara Makkah di Arab Saudi dengan Waktu Indonesia Barat, merujuk kesepakatan Greenwich Mean Time (GMT) hanya 4 jam. Tepatnya, Makkah adalah GMT+3 dan WIB GMT+7. Pemerintah Arab Saudi menetapkan 1 Dzulhijah 1435 Hijriah adalah bertepatan dengan Kamis (25/9/2014).
Dengan penetapan 1 Dzulhijah 1435 H tersebut, maka wukuf di Arafah yang menjadi puncak ibadah haji pada 9 Dzulhijah 1435 adalah bertepatan dengan 3 Oktober 2014. (Baca: Wukuf 3 Oktober, Tahun Ini Haji Akbar).
"Saya sarankan dunia Islam, dalam hal ini Organisasi Konferensi Islam, mengambil prakarsa kemungkinan penyatuan kalender Islam," lanjut Jimly. Sekalipun perbedaan tetap harus dihormati dan toleransi juga mutlak dibangun, kata dia, penentuan awal kalender dengan metode rukyat, hisab, maupun turunannya tetap hanya cara dan metode.
Tiga tanggal beda