John Wilson dari Departemen Biologi, North Carolina State University, bersama rekannya, mengamati enam ekor cheetah liar di Kgalagadi Transfrintier Park, Afrika Selatan. Untuk membantu pengamatan, Wildon menggunakan GPS dan monitor pemantau gerak.
Dari pengamatan itu, Wilson menemukan bahwa cheetah sanggup berlari mencapai kecepatan 120 km/jam. Dengan kecepatan tersebut, kecepatan cheetah melebihi kecepatan maksimal commuter line Jabodetabek yang sebesar 90 km/jam dan kecepatan kereta antarkota yang rata-rata 100 km/jam.
Terungkap pula, lari cheetah terbagi menjadi dua fase. Pertama, cheetah berlari dengan kecepatan tinggi sehingga dapat mengejar mangsa. Kedua, perlambatan berlari cheetah juga tepat sehingga cheetah dapat menangkap mangsa. Sebab, dalam bergerak menangkap mangsa, cheetah tak selalu bergerak lurus.
Dengan taktik itu, cheetah berlari bak mobil balap. Seorang pebalap yang mengemudikan mobilnya akan berupaya bergerak cepat segera sehingga bisa mengejar kompetitornya, dan kemudian memperlambat pada saat yang tepat di sebuah sudut atau belokan agar tak tergelincir.
Peneliti juga membandingkan cheetah dengan kuda pelari dan greyhound. Peneliti menemukan bahwa kuda pelari dan greyhounds menaruh investasi yang lebih untuk meningkatkan kecepatan berlari pada awal gerakannya.
Wilson, seperti diberitakan Discovery, Rabu (4/9/2013), mengatakan bahwa memang cheetah tidak hanya terburu-buru berlari cepat, tetapi juga punya perhitungan sehingga tujuannya menangkap mangsa bisa tercapai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.