1 Januari 2020 - Pasar makanan laut / hewan yang diyakini sebagai pusat wabah ditutup.
9 Januari - WHO mengatakan infeksi ini disebabkan oleh tipe baru virus corona.
10 Januari - China membagikan kode genetik virus baru ini.
11 Januari - Ilmuwan mulai mengerjakan pengembangan vaksin - dan kematian pertama akibat vaksin dipastikan.
13 Januari - Informasi pertama penyebaran Virus di luar China, dengan kasus di Thailand.
Pengembangan virus ini didanai oleh Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), yang terdiri dari organisasi pemerintah dan lembaga amal dari seluruh dunia.
Lembaga ini dibentuk setelah wabah Ebola di Afrika Barat, menyediakan dana untuk mempercepat pengembangan vaksin bagi penyakit baru.
Dr. Melanie Saville, direktur riset vaksin di CEPI, mengatakan: "Misinya adalah untuk memastikan bahwa wabah ini tidak lagi jadi ancaman bagi manusia dan mengembangkan vaksin bagi penyakit menular yang muncul."
'Capit molekuler'
CEPI juga mendanai dua program lain yang juga mengembangkan vaksin untuk virus corona.
University of Queensland sedang mengerjakan vaksin "capit molekuler" yang disebut memungkinkan produksi vaksin cepat dan terarah untuk melawan beberapa virus patogen sekaligus.
Satu lagi adalah Moderna Inc di Massachusetts yang bekerjasama dengan US National Institute of Allergy and Infectious Diseases mempercepat riset mereka.
WHO kini mengkordinasikan upaya global pencarian vaksin baru. Mereka menyatakan mengikuti perkembangan sejumlah lembaga riset, termasuk tiga yang didukung oleh CEPI.
Sekalipun upaya pengembangan vaksin ini dipercepat, riset-riset ini masih dalam tahapan awal. Tes klinis membutuhkan waktu dan hasil terbaik didapat dalam situasi wabah.
Tidak ada jaminan apakah vaksin ini bisa aman dan cukup efektif untuk digunakan dalam situasi wabah di China.
Baca juga: WNI dari Wuhan Tiba di Batam, Terawan Sebut Persiapan Observasi Oke
"Kami mengembangkan kerangka untuk mengambil keputusan vaksin mana yang akan dicobakan pertama kali," kata Ana Maria Henao-Restrepo dari program kesehatan darurat WHO.
"Para ahli akan mengembangkan berbagai kriteria, seperti profil keamanan yang bisa diterima, induksi respon kekebalan, serta ketersediaan pasokan vaksin yang dibutuhkan sesuai waktu. Untuk mengendalikan wabah ini perlu pemahaman terhadap penyakit, penampungannya, penularannya, dampak klinis serta langkah efektif untuk melawannya," ujar Ana.
WHO akan segera memutuskan vaksin mana yang akan diuji coba kepada manusia dalam beberapa hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.