Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2020, 17:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Hujan deras di kawasan Kecamatan Kawah Ijen, Kabupaten Bondowoso menyebabkan banjir bandang di wilayah sekitar yang terjadi pada Rabu (29/1/2020) lalu.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab mengatakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, berpotensi terjadi di wilayah Jawa Timur.

"Kami memperkirakan potensi hujan setidaknya akan berlangsung sampai tiga hari ke depan," ujar Fachri kepada Kompas.com, Kamis (30/1/2020).

Baca juga: BMKG: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi, Ini Daftar Wilayahnya

Hujan disertai angin masih akan terjadi di wilayah Jawa Timur. Namun, kata Fachri, pada hari keempat cuaca akan terang benderang.

"Kami akan terus meng-update prakiraan cuaca yang akan terjadi, namun potensi hujan masih akan terjadi," jelas dia.

Fachri menjelaskan kelembaban cuaca di wilayah tersebut masih relatif normal, yakni berkisar antara 70-90 persen.

Banjir bawa material bekas karhutla

Video-video banjir bandang di kawasan Kawah Ijen beredar di sejumlah situs jejaring sosial. Salah satunya di akun Instagram @mountnesia. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Suasana kemarin berlokasi di Sempol kecamatan Kawah Ijen Bondowoso, dan yang ingin berwisata ke daerah kawah Ijen di tunda dulu keselamatan lebih utama dari apapun. Selalu berhati-hati kawan bagi yang ingin berkunjung ke daerah kecamatan ijen saat musim seperti sekarang ini, cuaca bisa berubah-ubah dalam sekejap mata jadi jangan memaksakan diri, keselamatan kalian lebih utama dari apapun. Kepala Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo mengatakan banjir bandang terjadi sekira pukul 13.00 WIB. "Ketinggian air genangan yang bercampur lumpur setinggi kurang lebih 60 cm," kata Agus Wibowo sebagaimana dikutip dari laman resmi BNPB. Menurut Agus, banjir bandang ini disebabkan oleh hujan dengan itensitas tinggi di wilayah Pegunungan Ijen. Pantauan sementara BPBD setempat menyebutkan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karthutla) 2019 lalu di wilayah hulu atau pegunungan Ijen menjadi faktor kejadian banjir bandang tersebut. Sementara di akun twitternya, Agus Wibowo menyebut selain menyebabkan 200 KK terdampak, banjir juga membuat 2 orang luka ringan dan 1 lansia dirawat di Puskesmas. Info dirangkum @mountnesia dari berbagai sumber media massa Video oleh grup wa, story, dan dm

A post shared by PENDAKI GUNUNG INDONESIA (@mountnesia) on Jan 29, 2020 at 3:54pm PST

Video banjir bandang tersebut kali pertama diunggah oleh cuitan Twitter, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo.

"Banjir bandang di Bondowoso, mengalir lumpur dan potongan kayu bekas karhutla (kebakaran hutan) tahun lalu," cuit Agus melalui akunnya @aw3126.

Baca juga: Waspada Potensi Hujan Lebat di Jabodetabek hingga Minggu Depan

 

Dalam video yang diunggah Agus tampak banjir bandang mengalir deras membawa material lumpur dan kayu-kayu sisa kebakaran hutan.

"Dampak banjir Bondowoso 2 orang luka ringan, 1 lansia dirawat di puskesmas, dan 200 KK (kepala keluarga) terdampak," tulis Agus.

Air bah menggenai rumah-rumah warga, disertai lumpur pekat.

@BNPB_Indonesia, hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah pegunungan Ijen.

Akibat hujan yang terjadi pada Rabu (29/1/2020) menyebabkan banjir bandang di sekitar wilayah tersebut.

Berdasarkan informasi dari akun BNPB, banjir ini melanda Desa Sempol, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur sekitar pukul 13.00 WIB.

BPBD mencatat sebanyak 200 keluarga terdampak banjir dan mereka mengungsi ke rumah tetangga atau kerabat terdekat.

Ketinggian air genangan yg brcampur lumpur setinggi kurang lebih 60 cm.

Pascakejadian Tim Reaksi Cepat BPBD Bondowoso melakukan kaji cepat, evakuasi korban dan berkoordinasi dengan instansi terkait.

Sehubungan dengan prakiraan cuaca, BMKG memonitor wilayah Jawa Timur pada status Waspada.

Baca juga: 3 Hari ke Depan, Ini Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang dan Petir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com