Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Corona, Kemenkes Akan Periksa Penumpang China di Pesawat dan Kapal

Kompas.com - 28/01/2020, 09:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan jemput bola untuk periksa penumpang dan kru pesawat sebelum mereka turun ke bandara.

Disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2p) Kementrian Kesehatan RI, Dr Anung Sugihantono, bahwa ini sebagai bentuk antisipasi lebih lanjut dari kasus virus corona Wuhan atau 2019-nCoV ini.

Pemeriksaan langsung ke pesawat adalah bentuk peningkatan eskalasi, karena thermal scanner hanya bersifat statis.

Sebelumnya, antisipasi yang dilakukan adalah pemasangan Body Thermal Scanner di bandara atau pelabuhan sebagai pintu masuk negara.

Baca juga: Cegah Virus Corona, 19 Pintu Masuk Indonesia Diperketat, Ini Daftarnya

Thermal scanner bekerja untuk melihat suhu tubuh seseorang - apakah mencapai 38 derajat Celsius atau bahkan lebih dari itu - ketika penumpang dan kru pesawat yang sudah turun.

"Jadi tidak menunggu mereka turun ke bandara. Tapi mengecek satu persatu di pesawat yang mendarat, khususnya pesawat dari China," jelas Anung di gedung Kemenkes RI, Senin (27/1/2020).

Adapun mekanisme yang berlangsung yaitu hanya petugas karantina dari kementerian kesehatan yang diperbolehkan dan akan secara langsung melakukan pemeriksaan terhadap seluruh penumpang dan kru pesawat.

"Kalau dulu kita cek saat turun (di bandara dan pelabuhan), sekarang kita yang naik," ujarnya.

Pemeriksaan langsung ini tidak hanya diberlakukan di pesawat saja, melainkan juga di pelabuhan.

Tindakan ini diharapkan akan lebih meminimalisir terjadinya penularan virus corona, jika memang ada orang yang tak diketahui mengidapnya.

Hal ini juga dikarenakan hingga saat ini tidak ada pelarangan penerbangan baik dari dan ke negara manapun termasuk China.

Hanya saja, ditegaskan Anung, untuk menjaga diri dari ancaman terinfeksi virus corona (2019-nCoV) ini sebaiknya untuk tidak melakukan perjalanan ke daerah yang sudah terpapar virus corona tersebut.

Baca juga: Kemenkes: Pakaian dan Makanan Impor Bukan Media Penyebar Virus Corona

Selanjutnya, inisiasi ke depannya, health alert card atau yellow card akan dititipkan kepada maskapai untuk dapat dibagikan kepada penumpang yang memiliki kondisi tertentu sesuai dengan kategori kesehatan oleh tenaga medis.

Anung berkata, saat ini health alert card yang dimiliki Indonesia hanya ada dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan Indonesia. Sementara sebagian besar yang kita butuhkan adalah dengan bahasa China.

Oleh sebab itu, saat ini sedang dilakukan terjemahan sebelum health alert card dibagikan di pesawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau